Pertengahan tahun 60-70an sering didengar mitos-mitos yang menakutkan bagi anak termasuk juga orang dewasa bahwa di pohon sirsak dan sawo adalah tempat bermukim hantu pocong.
Mengapa hantu pocong suka berdiam di pohon sirsak dan sawo sangat sulit dimengerti. Barangkali ini hanya sekedar untuk menakuti agar tak ada yang berani mendekati pohon sawo dan sirsak yang rimbun dan lebat dan tak ada yang berani mencurinya.
Bukankah pada masa itu buah-buahan memang barang langka karena memang saat itu negeri ini masih dalam masa paceklik besar. Sehingga anak atau orang mencuri buah karena lapar adalah hal yang sering terjadi.
Awal tahun 80an apalagi sekarang mitos itu hampir tak terdengar lagi. Bahkan orang menanam sawo dan sirsak di depan rumah adalah hal biasa.
Dan selama ini tak pernah kutemui atau ada hantu pocong yang menampakkan diri. Mungkin takut ditangkap atau enggan dengan manusia yang kini lebih menakutkan daripada hantu sendiri.
Minggu pagi kemarin, saya jalan-jalan pagi keliling Desa Kembang Putihan hingga Goa Selarong yang hampir setiap halaman rumahnya ditanami pohon sawo yang kini sedang musim berbuah.
Di depan gerbang masuk Goa Selarong, seorang ibu penjual sawo hasil kebunnya ketika kutanya mengatakan bahwa ia tak pernah ketemu hantu pocong seperti kata mitos. Karena masih kurang percaya akan penjelasannya saya pun setengah menantang.
"Coba ibu kalau malam tidur di bawah pohon sawo dengan selimut putih pasti semua orang yakin di bawah pohon sawo ada hantu pocong..."
Mendengar hal ini, ibu penjual sawo langsung tertawa percaya tetapi dua orang pembeli yang mendengar percakapan kami tampak kebingungan. Tampaknya mereka bertanya dalam hati. Benarkah ada hantu pocong di pohon sawo?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H