Padepokan Seni Mangun Dharmo yang berada di Dusun Kemulan Desa Tulus Besar Kecamatan Tumpang Malang, merupakan salah satu pedepokan seni yang ada di Kabupaten Malang.
Sesuai dengan sebutannya sebagai padepokan, maka di komunitas ini bukan hanya melatih dan mengembang seni tari khususnya tari topeng Malang tetapi juga membuat topeng yang mengambil dari kisah-kisah Panji, membuat wayang kulit juga dari kisah Panji, pelatihan pedalangan dan tembang macapat, serta mengadakan semacam seminar dan workshop berkaitan dengan budaya Jawa seperti tentang keris, suluk, pakaian adat Jawa, pertunjukan wayang kulit, dan sendratari. Peserta dan tamunya pun bukan hanya dari desa setempat sekitar Tumpang dan Poncokusmo atau dari dalam negeri saja tetapi juga dari manca negara seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, Australia, Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, Belarusia, serta Amerika.
Pada Rabu, 26 Agustus 2020 ini merupakan hari ulang tahun yang ke 31th Padepokan Seni Mangun Dharmo. Sebuah usia yang belum terlalu tua, namun kiprahnya tentu saja sudah bisa dikatakan luar biasa karena telah melahirkan seniman dan budayawan milenial dan tangguh untuk mempertahankan dan mengembangkan kesenian tradisional Jawa khususnya tari topeng Malang yang berkembang di desa-desa wilayah timur Malang.
Seniman dan budayawan bukan hanya berkiprah di wilayah Nusantara saja tetapi juga berkembang dan menetap di daratan Eropa, Amerika, dan Australia.
Acara yang berlangsung sederhana karena masih dalam masa pendemi Covid-19 namun berlangsung meriah sebab bukan hanya sekedar kembul donga dan kembul bujana atau doa dan makan bersama tetapi juga menampilkan para cantrik (peserta didik padepokan) unjuk diri kebolehan dan ketrampilan mereka dalam pertunjukan seni yang menawan. Tentu saja juga mengundang para seniman dan budayawan Malang dari komunitas lain seperti Malang Dance, Padepokan Sangguran Jun Rejo Batu, Dewan Kesenian Malang, dan dosen-dosen seni satra dari Universitas Negeri Malang.
Temaram dan dinginnya malam di tengah musim kemarau walau kadang hujan, tidak menyurutkan para undangan yang hadir untuk tetap terpaku duduk dan melihat hingga pertunjukan selesai. Acara yang di mulai sekitar jam 19.30 WIB atau bakda Isyak dan baru selesesai sekitar jam 02.00 dini hari tadi.
Tepuk tangan meriah bagi para peserta dari para hadirin merupakan tanda kegembiraan yang terungkap luar biasa karena selama pandemic Covid-19 pertunjukan rutin di padepokan, kafe, dan pelataran Candi Jago yang jaraknya hanya sekitar 800m dari padepokan tidak bisa dilaksanakan. Hal lain yang patut disyukuri adalah acara ini diijinkan pihak berwajib dengan tetap memperhatikan dan menjalankan protocol kesehatan mencegah dan memutus penyebaran Covid-19.
Hal yang luar biasa dalam pagelaran kali ini adalah tampilnya kembali komunitas tari Topeng Malang dari Desa Jabung yang baru saja bangkit dan hidup kembali setelah hampir 30 tahun mati suri setelah para tokoh dan sesepuh tari topeng wilayah Jabung telah tiada. Berkat dorongan semangat dari tokoh tari topeng di wilayah sekitarnya, terutama dari Ki Soleh Adipramono selaku pandega atau pimpinan Padepokan Seni Mangu Dharmo, Desa Tulus Besar Tumpang Malang.
Rahayu...rahayu....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H