25 Juli 2000, Bandara Internasional Charles de Gaule, Paris -- Perancis
Di salah satu landasan sebuah pesawat Concorde dari maskapai Air France (AF) dengan nomer penerbangan 4590 telah siap tinggal landas hanya menunggu pemberitahuan dari menara pengawas.
Sekitar sepuluh menit setelah pesawat Mc Donell Douglas DC-10 dari Continental Airlines tinggal landas dari landasan pacu yang sama, AF 4590 akhirnya mendapat ijin lepas landas.
Setelah sekian detik meluncur, pilot memacu pesawat dengan kecepatan penuh untuk mengangkasa. Tanpa disadari pilot, ternyata mesin bagian kiri pesawat terjadi percikan api namun diketahui oleh menara pengawas yang segera memberitahu pilot.
Mendapat pemberitahuan ini, pilot tak dapat berbuat apa-apa atau membatalkan tinggal landas karena pesawat sudah dipacu dengan kecepatan tinggi.
Demi keamanan dan keselamatan pilot memberitahu menara pengawas akan mendarat di bandara terdekat, Le Bourget. Ternyata usaha yang dilakukan pilot gagal karena kobaran api demikian besar sehingga merusak sistem bagian sayap sehingga pesawat tak dapat dikendalikan.
Dan akhirnya jatuh tak jauh dari Bandara Charles de Gaule dan menimpa sebuah hotel kecil dan menewaskan 4 orang di sekitarnya. Demikian juga 100 orang penumpang dan 9 awak pesawat ikut tewas setelah penerbangan singkat.
Kejadian ini sangat memukul Inggris dan Perancis yang bekerja sama untuk mengembangkan pesawat supersonic untuk penerbangan tranportasi sipil. Pukulan sebelumnya adalah ditolaknya pesawat Concorde mendarat di banyak negara karena efek kecepatannya yang luar biasa mencapai 2,04 mach atau 2.200 km perjam kala berada di ketinggian 18.000 m menimbulkan suara dentuman keras yang disebut 'sonic boom'
Indonesia juga melarang atau tidak mengijinkan pesawat Concorde sekedar mendarat di bandara dalam negeri karena efek sonic boom atau getaran yang luar biasa bisa menyebabkan kaca-kaca rumah di sekitar bandara bisa pecah kala ada pesawat Concorde mendarat atau lepas landas.
Tetapi sebenarnya penolakan oleh beberapa negara termasuk untuk tidak membeli bersifat politis akibat himbauan presiden Amerika Jimmy Carter untuk melindungi usaha pengembangan atau produsen pesawat transportasi sipil dalam negeri yang saat itu belum bisa menandingi Concorde.
Akibat himbauan Amerika ini beberapa maskapai membatalkan pembelian dengan alasan sonic boom serta mahalnya perawatan yang menyebabkan melambungnya harga tiket. Sehingga pada akhirnya hanya Air France dan British Airways yang mengoperasikan.