Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

[Wayang Kontemporer] You Are!

Diperbarui: 14 Juli 2020   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puncak Mahameru. Dokpri

Cerahnya langit dan birunya angkasa tak membuat hati Banowati yang gundah menjadi ceria sekali pun para inang selalu menemani dan menghiburnya. Keputusan Arjuno menerima Srikandi menjadi pasangan ke dua sangat menyakitkan bagi Banowati. Bukan sakit hati pada Arjuno, tetapi sakit hati pada Srikandi yang merebut hati Arjuno.  

Banowati sudah melupakan peristiwa di paseban Astina dan kini ia berjalan menyusuri hutan yang seharusnya memberi ketenangan dan kesejukan. Namun rupanya ia teramati sulit melupakan Arjuno lelaki pujaan yang telah membangun khayalan dan impian di dalam dirinya.

Kala sampai di pemakaman keluarganya yang telah menghadap Sang Pencipta, ia bersimpuh sedih dan mencurahkan isi hantinya seakan ingin menyusul mereka. Karena kesabaran para inangnya, Banowati menyadari bahwa hanya Sang Pencipta pemilik kehidupan manusia. Manusia tak boleh mengambil kekuasaan yang dimiliki Sang Pencipta alam semesta atas kehidupan yang diberikan kepada manusia.

Sunyinya hutan tapi hati Banowati tetap bergolak. Dokpri

Sedih membaca balasan Arjuno. Dokpri

Uhuuuk... Dokpri

Di pandangnya puncak Mahameru, tempat dimana para dewa bersemayam. Sang Hyang Wenang pun berbisik lembut dalam sanubarinya kelak Arjuno akan menjadi pasangannya. Banowati sedikit tersenyum, lalu duduk dan membuka WA apakah Arjuno telah menerima dan membalas kiriman WAnya tentang peristiwa di paseban Astina siang tadi. Betapa malangnya Banowati, ternyata jawaban Arjuno sangat singkat: Aku honeymoon....

Senja sudah menanti, Banowati menuju kaldera Bromo untu sekedar mengingat kala malam pertama pernikahannya dengan Suyudana justru ia berbulanmadu dengan Arjuno yang menyamar sebagai perias pengantin Banowati. Malam yang indah bagi Banowati dan Arjuno yang kalap karena nafsu dan penuh pengkhianatan bagi Suyudana yang amat mencintai Banowati setulus hati.

Kini, Banowati merasakan pengkhianatan Arjuno yang sedang berbulanmadu dengan Srikandi. Namun gelapnya hati membuat Banowati tetap teguh bagai batu yang terlempar dari Jonggring Saloka, kawah Semeru. Panas membara menghantam siapa saja. Tak peduli.

Dalam kesunyian kaldera Bromo dan sepinya hati, masih saja Banowati menghibur diri dengan bernyanyi lembut: You Are!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline