Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Ajak dan Temani Anak Bermain Tanpa Gawai

Diperbarui: 27 Mei 2020   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batasi dan awasi pemakaian gawai untuk anak-anak. Dokpri

Dunia anak adalah dunia bermain, namun dalam bermain mereka bukan sekedar untuk mencari kesenangan dan hiburan tetapi dalam bermain anak juga belajar bergaul dengan sesama dan lingkungan. Lewat pergaulan dengan sesama dan lingkungan inilah anak akan mengenal dan mengerti siapa dirinya dan pada akhirnya lambat laun akan terbentuk karakternya untuk bisa menyesuaikan diri dengan dunia luar dalam arti selain dirinya sendiri.

Dalam Kurikulum 2013 atau K13 sebagai pedoman sistem pendidikan dan pengajaran di sekolah yang selama ini lebih banyak bermuatan akademis berusaha membangkitkan atau memunculkan kembali dunia bermain anak-anak lewat pengajaran di sekolah. Kerja kelompok lebih ditekankan lagi agar anak bisa bergaul namun tetap dalam suasana belajar. Di sisi lain beban administrasi guru semakin berjibun yang berakibat para siswa sedikit terabaikan sebab saat mengajar para guru biasanya sambil menyelesaikan administrasi guru terutama menggarap nilai. Inilah salah satu kelemahan K13.  

Kompasianer, Mbak Tamita melihat anak-anak Ngadas dengan gawainya. Dokpri: K'ner Rahab Ganendra.

Biarkan bermain dengan teman dan lingkungan. Dokpri

Dokpri

Dokpri

Keterabaian anak yang seharusnya belajar dengan senang menjadi menjemukan seperti yang dirasakan mereka saat berada di rumah, dimana mereka sering juga terlupakan oleh orangtua karena kesibukan bekerja atau orangtua yang sibuk dengan dunianya sendiri. Di sisi lain jumlah anak di kampung, dukuh, atau kluster perumahan juga semakin sedikit dampak dari KB sehingga kesempatan untuk bermain di luar semakin banyak berkurang. Sikap orangtua yang merasa kasihan melihat anaknya kesepian mengambil jalan pintas menghibur dan mendiamkan (dalam arti biar tak banyak bertingkah) mereka dengan memberikan gawai. Ini bukan hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di desa yang ada di pinggir hutan. Setidaknya yang pernah penulis lihat di Desa Widodo Martani-Sleman, Goa Selarong-Bantul, Baturetno, Wonosari, Tunggangan-Malang, Ngadisari-Probolinggo, Gubuk Klakah dan sekitarnya, Ngadas-Malang, dan Ranu Pani Senduro-Lumajang. Bahkan kisah tentang anak-anak sibuk dengan gawainya menjadi tulisan pertama saya di Kompasiana pada 20 Mei 2011.

Ikut membantu emak memetik kemangi bebas gawai. Dokpri

Ikut memetik lombok. Dokpri

Ajak ikut atau melihat orangtua bekerja. Dokpri

Temani bermain bukan bermain sendiri dengan gawai. Dokpri

Tak mungkin pada masa kini kita menutup mata dengan perkembangan jaman atau teknologi informasi yang demikian cepat. Maka penggunaan gawai bukanlah sesuatu yang salah selama pemakaiannya dengan pembatasan aplikasi tertentu. Misalnya FB atau sosial media lainnya bukan untuk anak di bawah 13 tahun. Aplikasi game sebaiknya juga yang tidak menggunakan data internet. Untuk aplikasi lain sebaiknya yang bisa menambah pengetahuan sekalipun ini agak susah karena anak butuh hiburan tetapi pendampingan orangtua adalah utama. Pendampingan bukan sekedar berada di sebelahnya tetapi juga memberi pengertian memilih aplikasi yang tepat dan ada batas waktu memakai gawai. Inilah yang sering terlupakan. Sebab orangtua juga sibuk dengan gawainya.

Pendampingan  orangtua pada anaknya bukan hanya saat ada di rumah tetapi juga mau meluangkan waktu untuk menemani dan bermain di luar rumah bersama mereka. Bila perlu atau bahkan ajak anak ikut atau melihat orangtua bekerja. Di sinilah anak-anak kita akan mendapat pengalaman yang berbeda dan menarik sebagai bekal hidup. 

Indahnya masa kecil. Dokpri

Tak akan terulang. Dokpri

Dua remaja putri di desa, Dokpri

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline