"Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Aku perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir jaman."
Itulah kata-kata Yesus sebelum terangkat ke surga. Sebuah sabda yang memberi tanggungjawab pada para pengikutNya sekaligus memberi kekuatan untuk menjalankannya.
Para pengikutNya bukan sekedar para murid Yesus yang kala itu disebut rasul. Tetapi para umat Kristiani yang telah dibaptis.
Mewartakan ajaran Yesus bukan pula sekedar ajaran dogmatis akan iman keilahian Yesus semata tetapi teladan perbuatan penuh kasih dalam karya nyata memperhatikan serta kepedulian terhadap sesama yang memerlukan perhatian dan bantuan. Serta memperhatikan lingkungan hidup serta semua mahluk hidup yang tinggal di dalamnya.
Tentang kepedulian akan lingkungan hidup ini, gereja katolik seluruh dunia lewat ensiklik Paus Fransiskus menyerukan agar kita menjaga bumi sebagai tempat tinggal bersama. Bukan bumimu. Bukan bumiku. Tetapi bumi kita sebagai rumah kita bersama.
Di mana setiap manusia dan mahluk hidup mempunyai hak yang sama. Sebab selama ini pada jaman modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup.
Isue terakhir adalah merebaknya pandemi Covid-19 yang membuyarkan tatanan atau kemapanan yang telah sekian lama begitu dipuja telah membawa kemakmuran namun nyatanya hanya dirasakan sebagian oleh mereka yang secara ekonomi menguasai dunia.
Ensiklik kedua Paus Fransiskus tertanggal 24 Mei 2015 telah berusia 5 tahun, dan secara serentak ditutup lewat Misa Kudus secara live streaming seluruh gereja katolik di Indonesia pada Minggu, 24 Mei 2020.
Bagaimana dengan hasil nyata dari ensiklik ini? Kerusakan lingkungan hidup akibat keserakahan manusia masih sulit terkendali. Perubahan iklim dan pemanasan global belum terselesaikan kini pandemi baru yang bernama Covid-19 masih menghantui manusia yang saling menyalahkan daripada memeriksa diri sendiri. Protokol-protokol kesehatan mencegah penyebaran Covid-19 sedikit banyak diabaikan yang artinya mengabaikan keselamatan sesama.
Panggilan Yesus pada para pengikutNya di sisi lain juga harus bisa membaptis mereka yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya di sini sebagai orangtua, setiap umat Kristiani mempunyai kewajiban membaptis putra-putrinya di hadapan para imam yang dipanggil secara khusus berkarya dalam tugas kenabian serta bagi mereka yang terpanggil menjadi orangtua baptis untuk mengenalkan Yesus sebagai Juru Selamat manusia.
Mengenalkan bukan sekedar dengan kotbah dan renungan-renungan ayat-ayat suci Kitab Suci tetapi teladan nyata dalam perbuatan dan karya amal bagi sesama.