Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Berteman Sunyi

Diperbarui: 9 Maret 2020   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Jauh kakinya mengayuh menyusuri setapak pematang tengah hamparan sawah walau mendung tetap menggelayut setelah hujan mendera sepanjang jalan. Peduli amat jalan telah sepi selain gemerciknya parit dan desiran daun padi yang masih hijau. 

Bunga di pinggir pematang menghiburnya dengan senyuman terkembang dari putiknya yang mungil, kala ia sekedar membasahi tenggorokannya dengan setetes kesegaran bekalnya. Ia ingin bertanya pada bunga itu, masih adakah pintu terbuka untuk sekedar merebahkan diri menghirup pelan wewangian tanah basah yang selalu dilewatinya.

Dokpri

Dokpri


Ia tertawa pada dirinya kala seekor capung merah hinggap di depannya dan berbisik: tak perlu kau bertanya pada siapa untuk melangkah atau merebah. Berjalanlah bersama angin yang menuntunmu dan  membuatmu bahagia. Biarlah mereka menutup pintu untukmu walau di depan mereka bunga mekar menyambutmu.

Ia pun kembali mengayuh menyusuri jalan kehidupan yang masih panjang, seperti capung yang tak bosan menari berirama angin di atas pepadian. Tak peduli lagi di depan sana gelap atau terang, hujan atau sekedar mendung. Ia mengayuh terus menuju ujung kehidupan sekali pun kadang harus merebah di tengah jalannya sendiri. Ia tak pernah merasa sendiri dan sepi sebab ia berkawan sunyi.

Dokpri

Dokpri

Desa Bokor, Tumpang 

Sabtu, 7 Maret 2020

16.35

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline