Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Perempuan dan Gerimis Malam

Diperbarui: 10 Februari 2020   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi


Sambil tersenyum kau berjanji tak akan menutup lagi pintu kamar pengap walau keharuman wewangian melati selalu kau tebar.

Kau pun berbisik lembut, datanglah malam ini dan biar hujan semakin lebat yang akan menghangatkan kita dalam pelukan badai gemuruh di dada kita berdua.

Kutelusuri lorong malam dengan berjinjit berharap kau sudah terbaring di galar rotan tanpa selimut malam

Dengan senyum pula kausibak tirai putih setelah kuketuk pintu dan tanpa derit pula pintu kau buka.

Lirih suaramu yang lembut kali ini lebih jelas dari titik-titik rinai gerimis dan menggema di liang telingaku
Bukankah masih gerimis dan hujan belum turun, kenapa kau sudah datang?

Aku cuma tersenyum melihat dirimu tersenyum sambil menutup pintu

Sekejap kulihat pintu kamar masih terbuka. Sekejap pula kulihat sesosok manusia sudah di sana.
Terlentang bersimbah darah yang semerah bibirmu...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline