Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Pria-pria Tangguh Pemanjat Pohon Kelapa

Diperbarui: 27 Januari 2020   03:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Spiderman desa. Dokpri

Waktu masih menunjukkan jam 6 pagi. Langit pun masih cukup redup dengan sisa mendung yang masih menggelayut tak merata menutupi matahari. 

Cuaca pun cukup dingin. Pematang sawah yang basah tersiram hujan lebat semalaman semakin menambah dingin telapak kaki yang harus melewati menuju sawah untuk bekerja.

Buadi, Buari, Buamin, dan Buasan sebut saja nama mereka demikian, empat pria di Desa Candi Puro, Lumajang sudah harus ke sawah untuk menjalankan tugas sebagai seorang pria yang harus mencari nafkah demi keluarga. 

Mereka adalah para petani kecil dengan lahan yang luasnya tak lebih dari setengah hektare yang hasilnya sekali panen tak mungkin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Periuk harus tetap di atas tungku. Asap dapur harus tetap mengepul. Perut tak mungkin tanpa sesuap nasi. Maka mereka harus bekerja sesuai dengan ketrampilan yang mereka punyai secara alami sebagai seorang petani.

Desa Candi Puro, Kabupaten Lumajang yang berada di tenggara Gunung Semeru merupakan wilayah yang subur gemah ripah loh jinawi selain penghasil padi di sana juga dikenal sebagai penghasil gula merah dari air hasil deresan bunga kelapa atau manggar. Buadi, Buari, Buamin, dan Buasan adalah bagian dari ratusan para penderes air kelapa. 

Ada yang sebagai buruh penderes dari para pembuat gula merah kelapa tetapi ada juga memang menderes untuk usaha mereka sendiri memroduksi gula merah.  

Siap... Dokpri

Panjat! Dokpri

Eits....hati-hati Mas! Dokpri

Lumayan. Hari ini dapat 30 liter. Dokpri

Misalnya Buadi dan Buari yang hanya sebagai buruh, setiap pagi antara jam 6-8 mereka harus memanjat paling tidak 20 pohon untuk mendapat sekitar 10 liter air kelapa yang bisa untuk membuat gula kelapa 6-7 kg. 

Sebagai ongkos menderes mereka menerima upah sekitar 25% dari harga gula merah di tingkat petani.

Jika harga gula merah kelapa per kg Rp15.000,- maka mereka mendapat 15.000 x 7 x 25% = 26.250 atau dibulatkan menjadi 26.500 rupiah! Sedikit sekali? Ya, karena mereka bekerja tak lebih dari dua jam saja. 

Di atas jam 8 pagi, air deresan atau sadapan yang ditampung  di kaleng plastik atau jurigen bisa sedikit membeku atau mengeras dan mungkin akan disantap atau kemasukan binatang liar. Entah lalat buah, serangga, bahkan bisa juga tupai yang haus.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline