Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Cerpen | Prahara Jamuan Makan di Singhasari

Diperbarui: 21 Desember 2019   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ken Dedes terkejut. Dokpri

Sandya kala, Kemis Pon Wuku Landep

Sepulang mengantar Ken Umang kembali ke Sumber Awan, selesai mandi bersama di Patirtan Watu Gedhe, Ken Arok segera menuju ke Tumapel. Keceriaan yang dirasakan bersama Ken Umang mendadak sirna setelah didapati suasana keputren amat sepi tanpa sosok Ken Dedes selain para abdi dalem yang telah menyiapkan makan siang.

Para inang hanya menggelengkan kepala saat Ken Arok menanyakan keberadaan Ken Dedes. Ingin sekali Ken Arok menuju Panawijen tempat Empu Purwa, mertuanya tinggal, untuk melihat Ken Dedes mungkin sedang berada di sana untuk menenangkan diri karena merasa diduakan cintanya oleh Ken Arok.

Makan sore yang telah disiapkan para abdi dalem tak mengurangi kegelisahan Ken Arok yang termenung di depan meja makan.

"Aku tak mengerti mengapa kau tak tahu ke mana Ken Dedes dan Anusapati hari ini pergi...?" kata Ken Arok setengah bertanya pada seorang punggawanya yang selalu menjaganya saat di keraton.

Sang punggawa diam saja dengan tatapan tajam menantang Ken Arok. Tiba-tiba sang punggawa mengambil keris karya Empu Gandring yang ditaruh di dekat jendela dan berteriak:

"Bangsaat....kau Ken Arok telah membunuh bendaraku Tunggul Ametung! Rasakan pembalasan ini!"

Dan....jress keris terkutuk itu menghujam lambung dan merobek perut Ken Arok yang langsung terkapar. Kala meregang nyawa, terbayang ia pernah berjanji tak akan menduakan Ken Dedes dan ucapannya pada Ken Umang 'Semua akan jadi tanggungjawabku....'

Gegerlah keputren keraton Singhasari.

Punggawa suruhan Anusapati. Dokpri

0 0 0 0

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline