Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Benarkah Para Suami di Indonesia Lebih Dihargai?

Diperbarui: 17 September 2019   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pria dan wanita desa pun kedudukannya setara. Tampak di bawah seorang ayah mengemong balitanya. Dokpri

Tanggapan atas tulisan:  

Tjiptadinata Effendi

Maulida Husnia Z : 

Entah berapa kali saya diajak berbincang tentang kedudukan wanita atau persamaan gender oleh anggota LSM pemerhati masalah wanita dari manca negara, seperti Thailand, Belanda, Jerman, dan Amerika. 

Namun sebelum menjelaskan sesuai dengan pemahaman saya, selalu saya tanyakan bagaimana pendapat mereka tentang wanita Indonesia. 

Sedikit banyak mereka berpendapat, hampir semua negara berkembang kaum wanita dianggap sebagai warga kelas dua. Sedangkan kaum pria adalah penguasa mutlak dalam dunia yang menganut patrialistis. Sehingga pandangan bahwa wanita ada di bawah pria memang nyata dan bahwa pria Indonesia egois. 

Tahun pertama hingga tahun ketiga tulisan saya selain tentang budaya masyarakat Suku Tengger dan kehidupan sosial kaum urban saya juga menyoroti tentang kehidupan wanita. 

Beberapa K'ner wanita yang sering menanggapi tulisan tentang ini adalah Ester, Yusticia Arif, Indri Hapsari, Aridha Prasetya, dan beberapa K'ner pria. 

Bahkan kala itu ada yang menyebut saya sebagai penulis tentang wanita. Beberapa tulisan saya yang musnah tentang wanita misalnya Gejolak Wanita Suku Tengger, Kehidupan Sinden, Suka Duka Penyanyi Malam, Wanita dalam Dunia Pewayangan, Wanita Jaipur (Pink City). 

Ketika ada perhelatan ICD 2 di Malang saya pun menitipkan beberapa foto tentang ketegaran wanita di stand Ladiesiana dan RTC. Semua ini saya lakukan karena kecintaan saya akan wanita, sosok mulia pendamping pria. Bukan wanita di belakang pria.

Dokpri

Dokpri

Juga dalam keluarga muda. Dokpri

Jika saya kurang sreg dengan pendapat bahwa pria Indonesia itu mementingkan diri sendiri bukan karena saya seorang pria. Bagaimana pun juga sebagai pria Indonesia yang lahir, hidup, dan dibesarkan dengan budaya Jawa yang kental tentu punya pandangan sendiri dalam kesetaraan gender. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline