Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Still Life Photography Memakai Gawai

Diperbarui: 20 Agustus 2019   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlengkapan mengajar olahraga. Dokpri

Agak sulit saya menerangkan arti still life photography apalagi menerjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yang baku. Hanya bisa dijelaskan secara singkat yakni memotret atau memoto benda tak hidup (bukan benda mati) bisa menjadi tampak hidup dan secara jelas bisa menunjukkan fungsi atau kegunaannya sehari-hari. 

Memang semua benda tentu mempunyai kegunaannya masing-masing namun belum tentu ketika potret tidak bisa menunjukkan kegunaannya. Bisa dikatakan still life fotografi digunakan sesi pemotretan benda-benda untuk keperluan iklan.

Misalnya setangkai mawar merah yang merekah segar tergeletak di meja lalu kita memotretnya asal-asalan maka yang tampak adalah mawar merah saja tanpa sebuah arti yang jelas. Kecuali kita menaruh  di tempat yang tepat dan memoto dari sudut tertentu dengan memperhatikan pencahayaan dan latar belakang serta mengambil benda-benda di dekatnya yang terasa mengganggu untuk menjadi sebuah obyek yang menarik.

Perlengkapan pramuka. Dokpri

Cindera mata dari Thailand. Dokpri

Latar yang kurang tepat mengaburkan kacamata. Dokpri

Ada pendapat still life fotografi merupakan jenis fotografi yang paling mudah karena tidak membutuhkan perlengkapan yang banyak selain kamera itu sendiri serta tak perlu ruang studio. Pendapat ini benar juga, tetapi tanpa memperhatikan pencahayaan dan sudut pengambilan yang pas tentu hasilnya kurang mempunyai nilai seni. Pencahayaan yang kurang atau lebih tentu akan mengubah warna asli benda tersebut. 

Jenis still life fotografi biasanya hanya penulis gunakan untuk memoto cincin kawin, buket pengantin wanita, perangkat lamaran, dan makanan serta buah-buahan. Untuk dua jenis terakhir bisa juga termasuk foodtografi.

Kali ini saya mencoba still life fotografi dengan menggunakan gawai namun tetap saja diatur kecepatan dan pencahayaannya. Kali ini penulis memakai kecepatan 200 dan pencahayaan otomatis. Obyek pilihan penulis adalah benda-benda sehari-hari yang sudah lama sehingga tampak adanya keretakan, sedikit dekil, atau kusam sehingga cukup mengganggu detil benda. Lokasi pemotretan hanya di ruang tamu yang cukup pencahayaannya dari sinar matahari.

Dokpri

Dokpri

Sudut dan pencahayaan yang kurang tepat kotak coklat dan sebuah coklat menjadi tidak jelas. Dokpri

Sebenarnya obyek yang penulis foto adalah makanan yang kami jual secara daring. Namun kuatir dianggap sebagai iklan maka cukup benda-benda yang pernah dipakai penulis.

Semoga bisa berguna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline