Tidak seperti biasanya, kegiatan Car Free Day pada hari ini Minggu, 19 Mei 2019 tak semeriah minggu-minggu sebelumnya. Bisa dimaklumi karena saat ini sedang masa puasa. Kegiatan olahraga ringan seperti senam hanya ada di ujung utara Jalan Besar Ijen, sedang latihan meditasi hanya ada di ujung barat Jalan Puncak.
Di kiri dan kanan Museum Brawijaya yang biasanya ramai penjual makanan hanya ada beberapa penjual pakaian dan asesoris yang sepi pengunjung. Tak ramainya pengunjung membuat sedikit lesu wajah-wajah para pedagang mainan anak-anak. Demikian juga bagi para pemulung yang biasanya mengais sampah-sampah plastik dan kertas sisa-sisa minuman dan makanan dalam kemasan.
Demikian juga bagi para pemilik dokar yang menunggu penumpang di depan Museum Brawijaya dan penjual koran tampak sedikit lesu. Salah satu kusir tampak sedikit tertunduk ngantuk. Mungkin setelah saur dan subuhan belum sempat tidur. Sedang penjual koran justru asyik membaca berita dari koran yang dijualnya.
Di depan Perpustakaan Umum Malang, penabuh drum komedi kera tampak terkantuk-kantuk memukul drum sekenanya.
Hidup perlu makan. Untuk mendapat makanan harus bekerja. Mereka telah bekerja sesuai dengan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki. Tak peduli sekarang masa puasa atau tidak, mereka berusaha mengais rejeki semampunya.
Biasanya seorang pemulung bisa mendapat sekarung plastik dengan berat 5 kg yang dapat dijual seharga 15,000 saja kini hanya mendapat setengah karung, kata seorang pemulung yang usianya sekitar 75 tahun asal Krebet sekitar 15 km dari Ijen.
Lain lagi menurut seorang pemulung tua yang menderita sakit batuk cukup kronis dari daerah Kedungkandang yang hanya mendapat kertas dan kardus bekas bungkus makanan tak lebih dari 2 kg yang jika diuangkan hanya seharga 10 ribu saja.