Gerak gemulai langkah dan igel Mas Supri, sang pelatih tari terus diikuti oleh penari-penari remaja dan cilik. Kadang gerak mereka begitu cepat tak sesuai gerak sang pelatih apalagi sesuai irama. Sehingga 3 - 4 kali harus diulang. Tak ada yang kecewa. Semua tersenyum. Semua kembali ngigel. Goyang pinggul. Goyang leher. Goyang kepala. Lirik samping ikuti gerak tangan.
Dari tari Bapang, Kelana Topeng, Beskalan, sampai jaranan dan bantengan. Ikuti suara kenong juga kendang. Kadang menghentak kadang melembut.Ayah bunda duduk di pinggir pendapa sambil terus melihat sang buah hati menari.
Menarilah nak.... Teruslah menari dengan gembira. Tutur sang bunda dalam hati.
Inilah dunia penuh kegembiraan. Batin sang ayah sambil mengisap rokok di depan pendapa.
Hari minggu pagi, 24 Maret 2019 ini mendung dan sedikit gerimis masih menyelimuti Padepokan Seni Mangun Darmo Desa Tulus Besar, Kecamatan Tumpang Malang. Namun suasana tidaklah kelabu. Semua gembira. Para penari kecil sang penerus budaya tradisional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H