Namanya cukup unik. Orang desa di Jawa menyebutnya kembang telekan atau kembang tembelekan. Disebut demikian karena ketika dipetik dan dicium akan menyebarkan bau menyengat seperti telek atau tembelek yang artinya kotoran ayam. Kalau kurang yakin coba cari di pinggir sungai atau kuburan yang merupakan habitatnya lalu silakan petik dan cium.
Tanaman ini termasuk perdu atau semak dan mudah tumbuh. Bentuk daunnya hampir mirip daun pecut kuda. Jika subur kerimbunannya bisa mencapai 2m dengan ketinggian yang sama.Bunganya yang mungil dengan aneka warna menjadi daya tarik sebagai tanaman hias sepanjang waktu.
Hanya saja bentuknya yang mungil dan beraroma yang tidak sedap sehingga jarang orang menanamnya.
Bunga telekan yang nama latinnya 'lantana camara' sebenarnya bukan sekedar perdu dan tanaman hias. Tetapi juga bisa berguna sebagai tanaman obat keluarga atau toga. Fungsi utamanya adalah pelarut racun dalam tubuh dengan memanfaatkan buah telekan yang telah matang.
Buahnya kecil dengan diameter 5mm saja dan berwarna hijau saat masih muda dan ketika matang berwarna hitam keunguan seperti anggur.
Rasanya manis, kecut, dan sedikit aroma unik yang sulit dijelaskan. Namun karena bau dan namanya banyak orang enggan memanfaatkan. Apalagi tanaman ini juga subur di semak-semak pinggir kuburan. Bahkan orangtua jaman dulu menyebut sebagai makanan ular.
Mungkin karena tanaman telekan sering dijadikan tempat ular hijau mencari mangsa karena tanaman yang rimbun ini sering dijadikan tempat membuat sarang burung kecil seperti burung cimblek dan kacamata.
Hal yang cukup unik, ternyata bunga tembelekan mudah sekali mengundang serangga serta kupu. Padahal baunya jauh dari harum. Mungkin bunga yang kecil tapi banyak mengandung madu.
Silakan menanam dan mencicipi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H