Kamis Kliwon, 14 Februari 2019 kemarin merupakan hari yang cukup istimewa karena Hari Valentine jatuh bersamaan dengan malam Jumat Legi yang merupakan hari yang dikeramatkan oleh masyarakat Suku Jawa khususnya daerah Jawa Timur.
Bila kaum muda milenial pada Hari Valentine membeli setangkai mawar atau sebatang coklat lalu diberikan kepada orang yang dikasihinya, maka kaum tua jadul jaman milenial tetap menjalankan ritual dengan membeli bunga dan sedikit penganan lalu disajikan pada leluhur.
Penyajiannya entah di makam atau tempat di mana diyakini para leluhur sebagai dahnyang desa (the founding father). Tempat yang dikeramatkan tersebut bisa makam leluhur, sumber mata air, batu besar, atau pohon besar. Pandangan semacam ini secara ilmiah disebut pantheisme.
Berhubung hari Kamis Kliwon malam Jumat Legi kemarin hujan cukup deras untuk kirim doa dan bunga di tempat keramat sekitar kaldera Bromo, maka baru tadi jam 9 pagi dari pusat kota Malang berangkat menuju Desa Ngadas. Jam 10 pun sudah sampai di daerah Jemplang dan bersama beberapa kerabat langsung ke punden Jemplang.
Selesai ritual, penulis sedikit menyegarkan mata dan hati ke padang rumput yang seperti biasa pada Februari hingga April bunga-bunga yang tumbuh di sana sedang mekar. Hamparan hijau bagaikan karpet beludru kadang bernuansa putih kala bunga-bunga ilalang melambai tersapu angin. Kadang menampakkan semu kuning kala bunga-bunga adas ikut menari.
Sebuah pemandangan yang cukup mempesona yang penulis ambil dari tengah kaldera. Semoga saja teman-teman yang Maret nanti akan ke sini suasana demikian masih bisa dinikmati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H