Kidung Wahyu Kalaseba yang merupakan gubahan Syech Siti Jenar salah satu penyebar p0agama Islam di Jawa, bagi masyarakat Jawa terutama pengikut aliran Kepercayaan (ada juga yang menyebut Kebatinan) masih sering dilantunkan pada saat-saat tertentu. Terutama usaat melakukan ritual penenangan diri secara pribadi maupun kelompok.
Menenangkan diri bukan berarti menjauhkan diri dari kehidupan bermasyarakat namun lebih berarti menghidarkan diri dari hal-hal yang bersifat duniawi terutama menjauhkan dari nafsu keinginan tak terkendali (berkuasa) yang dapat menimbulkan perselisihan di masyarakat.
Panggilan hati menjadi pemimpin untuk membawa kesejahteraan bagi masyarakat adalah panggilan luhur. Namun kala nafsu untuk berkuasa lebih utama maka hanya membawa perpecahan dan petaka.
Di bawah ini adalah syair dan terjemahan Kidung Wahyu Kalaseba:
Wahyu Kalaseba
Rumeksa ingsun laku nista ngaya wara
Kelawan mekak hawa, hawa kang dur angkara
Senajan setan gentayangan, tansah gawe rubeda hingga pupusing jaman
Kujaga diriku dari perbuatan nista semau hati
dan menekan hawa nafsu angkara murka