Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Kala Walang Sangit Pesta Pora di Sawah

Diperbarui: 19 November 2018   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merampok kesuburan sebelum berbuah. Dokpri

Memandang sawah membentang hijau subur nan luas setiap orang tentu merasa senang. Mata, pikiran, dan hati tentu terasa segar. Pun demikian bagi pemilik atau pengelolanya. Panenan yang melimpah adalah harapan yang selalu dibayangkan. Ditambah lagi harga gabah yang lumayan bagus.

Yang tampak indah mempesona di mata tak selamanya indah dirasakan. Ketika padi masih berumur dua bulan menjelang berbunga ternyata beberapa rumpun padi telah berbunga bersamaan dengan rumpun rumput jawan yang ikut ndompleng hidup dan berbunga di tengah rumpun padi yang subur.

Kehadiran padi yang berbunga dan mekar dahulu ini ternyata mengundang para perampok yang tak kenal takut. Dia adalah walang sangit. 

Walang yang panjangnya tak lebih dari 2,5 cm datang berbondong-bondong bersama keluarga dan sanak saudaranya serta sahabat dan temannya menyerbu sawah lalu hinggap menghisap sari bunga padi dengan rakusnya. 

Tak peduli pagi hingga siang atau sore dan malam. Kala terik matahari menyengat atau saat gerimis melanda sawah. Mereka berpestaria.

dokpri

Pesta pora bersama keluarga dan sahabatnya. Dokpri

Serumpun padi yang berisi 4-5 batang padi bisa dihinggapi komunitas walang sangit yang jumlahnya antara 4-10 ekor. Mereka tak takut jaring laba-laba. Dan memang jarang walang sangit tersangkut jaring laba-laba. Entah mengapa.

Walang sangit juga tak takut burung atau pemangsa sebab memang tak ada yang doyan. Bau sengir menyengat membuat para pemangsa mual dulu sebelum menyikatnya. Bahkan dengan jepretan kamera hape dari jarak kurang dari 10cm saja mereka tetap bertahan.

Walang sangit hanya takut dengan uap pestisida kala padi sedang disemprot. Herannya kala mereka mencium pestisida secara alami langsung mengungsi berbondong-bondong kererimbunan belukar di kebun-kebun pinggir sawah atau rerumputan. 

Sebagian memang mengelepar tewas mengenaskan. Namun banyak juga yang selamat bersembunyi di kegelapan perdu.

Heran kok tak ada yang terjaring. Dokpri

Meninggalkan kerusakan pada padi muda. Dokpri

Kala angin dan hujan membawa pergi uap atau cairan pestisida yang menempel di batang, daun, dan bunga padi, walang sangit pun datang kembali berpestaria. Kala perutnya sudah kenyang akan terbang meninggalkan tangkai padi yang berdiri mendongak tanpa isi. Sedih? Tentu saja.

Bumi pertiwi Nusantara ini sungguh indah dan subur. Alangkah bahagia dan sejahteranya jika semua bekerja dan bukan hanya berpestaria untuk menguasai dan menikmati saja.

Rahayu....rahayu....rahayu...

Sikat rumput jawan sendirian. Dokpri

Rakus. Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline