Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Pelatihan Membatik untuk Menjadi Wirausaha Baru

Diperbarui: 12 Juni 2018   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang peserta sedang melakukan fiksasi atau penguatan warna.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah sejak dulu sudah banyak membuat program-progam yang dapat mendorong perkembangan perekonomian rakyat. Program-program biasanya diwejawantahkan oleh pemerintah daerah melalui dinas-dinas terkait yang saling berhubungan dan saling mendukung dan bukan berdiri sendiri. 

Sebagai contoh, misalnya penulis pernah mengikuti pelatihan membuat kue kering yang diadakan oleh Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro. Dinas Perindustrian menerangkan bagaimana membuat kue yang sehat dari bahan terbaik. Dinas Perdagangan menerangkan cara mendapat lisensi no industri sebagai makanan layak konsumsi.

Sedang Dinas Koperasi sebagai panitia menjelaskan bagaimana membentuk pusat-pusat industri dan pemasarannya sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian para peserta. Program-program yang dikembangkan ini, sekarang sedang menjadi trend dengan sebutan industri kreatif.

20 peserta terbaik mejeng hasil karyanya.

Kain putih, mal gambar, malam, canting elektrik, dan pewarna.

Di Malang, berdasarkan pengamatan penulis, Dinas Koperasi telah beberapa kali pelatihan untuk menciptakan wira usaha baru, seperti: pelatihan membuat kapal nelayan dari serat fiber, pelatihan menyablon kaos, pelatihan membuat kue kering dan kue nampan, serta membatik.

Di Hotel Pelangi Malang, pada Senin-Jumat, 4-8 Juni 2018 Dinas Koperasi Malang mengundang 60 warga masyarakat lewat kelurahan-kelurahan dan Asosiasi UMKM Samudra Indonesia (AUSI) mengikuti Pelatihan Membatik Bagi Masyarakat Calon Wirausaha Baru.

Kegiatan yang diadakan pada masa puasa ini, bukan sekedar untuk mengisi waktu luang menjelang berbuka puasa. Lebih dari itu, para peserta ditantang membuat kain batik dengan kreasi sendiri namun sedapat mungkin menjadi batik khusus sesuai dengan sosial budaya Malang.

Mendapat tantangan ini peserta tergugah untuk membuat batik dengan motif Topeng Malang (topeng kisah Panji), teratai atau tunjung sekar yang menjadi lambang pada dasar Tugu Kota Malang dan tempat duduk atau tahta Ken Dedes ( Prajna Paramitta), seni tari Jaranan dan Bantengan (tentang Jaranan dan Bantengan telah penulis posting di K 3 tahun lalu), dan ada juga yang tertarik dengan motif Singo Edan lambang Arema.

Kain putih dengan gambar siap dibatik.

Telah dibatik.

Enam puluh peserta yang berasal dari berbagai kalangan mulai pemuda dan pemudi yang masih menyandang mahasiswa, pengusaha kecil, pelukis dan budayawan, guru seni, tour leader, juga ibu-ibu dan bapak-bapak yang ingin mengembangkan industri kreatif yang bermanfaat. Kegiatan yang dimulai jam 10 pagi hingga jam 5.30 sore dengan dilanjutkan buka bersama sungguh meriah penuh persaudaraan.

4-5b1e8e20bde5753151316bf4.jpg

Pewarnaan. dokpri

a-5b1e94b9caf7db16115be4a2.jpg

Pembinaan dan pelatihan membatik ini meliputi:
  • Menyiapkan bahan: kain putih (jenis dan ukuran sesuai kebutuhan), malam, dan canting (elektronik), dan pewarna. Semua bahan pada pelatihan ini diberikan secara gratis sehingga dapat digunakan lagi di rumah.
  • Menggambar motif dikertas roti lalu dijiplak di kain putih atau langsung di kain putih, jika bisa.
  • Membatik (dengan canting elektronik)
  • Mewarnai dan fiksasi (mengunci warna agar tidak luntur)
  • Pelorotan malam.

9-5b1e8e9eab12ae38483b98c3.jpg

Turis yang tertarik sedang berbicang dengan peserta.

img-20180607-wa0037-5b1e944f5e13733942073582.jpg

Untuk mendorong semangat para peserta, panitia memilih 20 peserta terbaik yang akan dipantau produktivitas dan perkembangannya. Jika sesuai dengan kriteria dan menampakkan hasil yang bagus akan diikutsertakan pada pelatihan berkelanjutan dan studi banding yang beayanya akan ditanggung pemerintah daerah.

Bagaimana dengan pendanaan untuk mengembangkan usaha industri kreatif ini? Pengalaman penulis yang menggeluti bidang fotografi, tani, dan seni budaya lokal tidak terlalu sulit mendapat pinjaman Kredit Usaha Rakyat dari BRI dengan bunga yang cukup rendah.

Pelorotan lilin atau malam dan pencucian.

14-5b1e8f43bde57531525bcd64.jpg

Seorang peserta memperagakan sebuah karya di tepi kolam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline