Buffon
Buffon menangis di lapangan hijau karena gagal membawa Italia maju ke putaran final di Rusia 2018 dalam seminggu ini mungkin masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta sepakbola. Bagaimana mungkin negara dengan kekuatan luar biasa bisa TKO di hadapan publiknya sendiri.
Buffon sang dirigen dengan pengalaman luar biasa di Liga Primera dan Liga Champion tak bisa memainkan tongkat komandonya untuk mencetak sebuah gol pun bagi negaranya. Negara gladiator itu bagaikan sekompi pasukan yang hanya maju dengan langkah dan derap yang membahana tanpa bisa mengayunkan pedang apalagi melemparkan martil yang membuat lawan ketakutan.
Buffon si lelaki gagah penampilannya dan garang di bawah mistar gawang pun menunjukkan sisi kelembutan emosionalnya. Buffon menangis. Termasuk pendukung fanatiknya.
Mario Balotelli
Pemain Italia berdarah Ghana ini tampak begitu garang di hadapan lawan-lawannya, apalagi perangainya yang cukup urakan dan ugal-ugalan di luar lapangan. Namun begitu Timnas Italia dicukur 4 -- 0 oleh Spanyol di final Piala Eropa 2012, ia pun mengucurkan airmatanya dengan deras begitu peluit panjang menyudahi final.
Tangis sedih dan penyesalan ataupun ketidakpercayaan atas kejadian itu, karena saat semifinal lawan Jerman, ia dapat melesakkan 2 gol gladiatornya yang membuat Der Panzer lebur.
Gianluca Pagliuca
Piala Dunia 1994 mungkin menjadi saat yang kelabu bagi Italia, apalagi dua pemain andalannya: Gianluca Pagliuca sang kiper utama dan Roberto Baggio sang penyerang utama.
Kala itu, nama besar Gianluca Pagliuca digadang-gadang mendapat penghargaan sebagai kiper terbaik di dunia. Namun, pada saat babak penyisihan grup di final Piala Dunia ia mendapat kartu merah setelah dengan sengaja menepis bola di depan garis penalti. Ini dilakukan karena pemain bertahan Italia tak dapat membendung pemain Norwegia yang sedang mengejar bola liar di depan Gianluca Pagliuca yang sendirian. Gianluca Pagliuca pun berjalan gontai dan duduk termenung dan menitikkan air mata menyesali diri.
Roberto Baggio