Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Cikal Bakal Kota Malang: Panji Pulang Jiwo & Dewi Proboretno

Diperbarui: 19 Juni 2016   03:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panji Pulang Jiwo mengalahkan Dewi Proboretno.

Tahun 1514, Ronggo Toh Jiwo memimpin Kadipaten Malang dengan berusaha memakmuran wilayahnya dengan lepas dari cengkeraman Mataram. Mendengar keinginan Ronggo Toh Jiwo, Mataram menjadi geram dan berusaha untuk menyerang Malang setelah memukul Madiun.

Ronggo Toh Jiwo yang sudah memperkirakan akan kejadian ini, mempersiapkan diri dengan memperkuat wadyabalanya. Namun, Ronggo Toh Jiwo sebagai seorang adipati mempunyai kekuatiran karena ia belum mempunyai wadyabala dengan pemimpin yang kuat. Selain wadyabala kecil yang dipimpin oleh putrinya sendiri yang cantik bernama Dewi Proboretno. Sekalipun seorang putri namun mempunyai ilmu kanuragan yang cukup hebat.

Pangeran Suroboyo ( Panji Pulang Jiwo ) dengan wadyabalanya.

Dewi Proboretno akan menjadi istri Panji Pulang Jiwo.

Untuk memperkuat wadyabala dan pemimpinnya, Ronggo Toh Jiwo mengadakan sayembara untuk latih tanding dengan Dewi Proboretno. Bila bisa mengalahkan maka akan menjadi istri Dewi Probo Retno.

Panji Pulang Jiwo, seorang satria muda dari Sumenep mengikuti sayembara ini dan berhasil mengalahkan Dewi Proboretno. Panji Pulang Jiwo pun kembali ke Sumenep untuk mempersiapkan perkawinan dengan Dewi Proboretno.

Pada saat itu pula, Mataram yang dipimpin Joko Bodho berhasil mengalahkan Madiun melanjutkan serangan ke Malang. Dewi Proboretno sebagai seorang putri adipati ikut bertempur. Joko Bodho memang bodoh karena sebagai seorang panglima ia mau bertempur melawan Dewi Proboretno seorang putri adipati dan membunuhnya dengan kerisnya.

Dewi Proboretno putri Adipati Ronggo Toh Jiwo di Malang

Siap melawan wadyabala Mataram.

Mendengar kekalahan Malang, Panji Pulang Jiwo kembali ke Malang melawan Mataram. Wadyabala Mataram yang kelelahan amat kuwalahan menghadapi serbuan Panji Pulang Jiwo ( Pangeran Surabaya ) dan memilih mundur untuk mencari siasat. Panji Pulang Jiwo dengan pasukannya juga istirahat di seberang sungai sambil merayakan kemenangannya dengan pesta.

Joko Bodho panglima wadyabala Mataram menyerang Malang

Joko Bodho membunuh Dewi Proboretno.

Melihat kejadian ini, wadyabala Mataram membuat siasat dengan membangun panggung seakan mengadakan pesta yang sama. Di atas panggung itu pula dibuat patung Dewi Proboretno yang sedang berjoged bersama Joko Bodho. Tentu saja Panji Pulang Jiwo terbakar hatinya dan menyerang balik di saat wadyabalanya sedang mendem alias mabuk.

Tanpa mempedulikan keadaan Panji Pulang Jiwo yang berhasil terpancing naik ke panggung untuk merengkuh ( patung ) Dewi Proboretno. Wadyabala Mataram pun langsung menghajar Panji Pulang Jiwo hingga tewas.

panji-pulang-jiwo-137-jpg-5765235364afbd4807e3fc2f.jpg

panji-pulang-jiwo-183-jpg-5765238ad29273e1213d9f95.jpg

Catatan:
  • Kisah di atas memang tertulis di Babad Tanah Jawi namun tidak serinci ini. Namun menjadi kisah lesan yang turun temurun di wilayah Malang pada cerita panji.
  • Ada anggapan bahwa ini merupakan sempalan ( Jawa: cerita carangan ) dari Kisah Panji.  
  • Foto-foto di atas diambil pada saat gladhi kotor persiapan penampilan para Pembina Pramuka sekolah-sekolah Katolik pada Temu Pembina di Klaten pada Senin – Sabtu, 20 – 26 Juni 2016 di Klaten, Jawa Tengah.

Panji Pulang Jiwo naik ke panggung dan dibunuh wadyabala Mataram.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline