Ketika sebagian orang masih mabuk karena Ahok dan sebagian lagi mendem karena Setnov, justru saya sedang mendem akik. Untung saja bukan mendem TM atau badhek ketan ireng, apalgi oplosan. Karena saya masih ingin hidup sehat dan sampai tua.
Sesuatu memang bisa saja mengubah seseorang secara mendadak. Mendadak kaya dan waras dari penyakit sesuatu yang perlu disyukuri. Mendadak sakit apalagi gak waras itu yang perlu ditakuti dan jangan sampai terjadi.
Nah, yang terakhir itu menyerang diriku. Untung saja tak terlalu gawat dan masih berpikir jernih sehingga bebas dari senyum sendiri.
Penyebabnya pun sesuatu hal yang justru kini sudah ditinggalkan orang, yakni akik. Ya, akik dan batu mulia. Seperti yang sudah saya tulis sebelum postingan ini. Minggu lalu ketika klayapan di tepi hutan saya menemukan sebongkah batu yang mengandung akik dan batu mulia. Bahkan mungkin permata dan fosil. Karena saya memang buta akik, batu mulia, dan permata, maka saya sebut ‘mungkin’ Inilah yang membuat saya penasaran dan agak sedikit gak waras.
Coba perhatikan poto-poto di bawah ini. Ada yang bilang akik. Ada yang bilang permata. Ada juga yang mengandung fosil. Ada pula yang menyebut memang fosil kayu dan getah. Tapi ada juga yang bila Cuma gelas atau kaca. Tapi kalau kaca dan gelas bagaimana bisa ada di dalam bebatuan dan di lereng gunung pula.
Nah, inilah yang membuat saya kesaktian eh kesehatan sedikit terganggu. Kalau memang akik yang bagus bisa juga untuk menambah keampuhan dan kesaktian sebagai dukun. Tapi kalau permata tentu akan menambah kekayaan. Alhamdulillah……
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H