Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

“Saya” Budaya Membangun Rumah secara Gotong-royong

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1428893926912855972

Sifat kegotong-royongan di masyarakat kita, terutama masyarakat tradisional di pedukuhan dan pedesaan, masih terasa begitu kental. Baik dalam acara suka maupun duka. Rasa keterikatan batin dalam kekerabatan dan kekeluargaan begitu mengikat satu sama lain dalam kehidupan sebagai keluarga besar.

Salah satu kegiatan gotong-royong yang pernah dan sering dilakukan masyarakat pada masa lalu adalah gotong-royong membangun rumah yang biasa disebut: saya (baca: soyo). Dan pelakunya disebut: sayan. Di beberapa tempat sebutan saya berlaku untuk setiap kegiatan gotong-royong dalam kegiatan membangun.

1428893967998449732

Keadaan sebelum dibedah

14288940021409080207

1428894044319598006

Hingga akhir 80-an, di mana perekonomian kita masih merangkak, banyak ditemui rumah-rumah gedhek dan klenengan sederhana yang dibangun secara gotong-royong. Gotong-royong yang dilakukan sayan hanyalah memberi bantuan tenaga. Bahan atau material disediakan sendiri oleh pemilik rumah.

Jika rumahnya kecil atau milik keluarga miskin biasanya kegiatan saya dilakukan mulai dari bawah, yakni pemasangan umpak dan cagak hingga pemasangan atap dangedhek. Tetapi jika rumahnya besar dan berbentuk klenengan atau tembok, kegiatan saya biasanya hanya dilakukan saat pemasangan kuda-kuda (baca: kudo-kudo) atau kerangka atap dan atap saja.

Selama kegiatan saya, makanan untuk para sayan disediakan oleh pemilik rumah. Tak menutup kemungkinan ada yang tidak disediakan makanan selain jajanan kecil dan minuman karena alasan ekonomi pemilik rumah sehingga pada saat istirahat para sayan kembali ke rumah untuk makan. Lalu saya dilanjutkan setelah istirahat.

14288941131885735684

14288941421352967223

Minggu, 12 April 2015 kemarin, sebagian warga Dukuh Putuk Rejo Desa Kemantren Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang melakukan saya untuk membedah rumah kurang layak huni milik seorang janda tunakarya. Dana atau material bedah rumah ini berasal dari Kodam V Brawijaya yang disalurkan melalui Koramil Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Warga dan aparat pedukuhan hanya menyediakan tenaga dan sedikit material, seperti paku dan perlengkapan tukang.

1428894185184856968

14288942151648382793

Pemilihan rumah yang akan dibedah berdasarkan masukan dari aparat desa dan peninjauan langsung oleh Babinsa setempat. Di wilayah Desa Kemantren ada sekitar 24 rumah yang dibedah, sedang di Dukuh Putuk Rejo (setingkat RW) ada 4 rumah rumah yang telah dibedah.

Gotong-royong dalam bentuk apa pun tentu jangan sampai musnah ditelanjaman yang terus menggerus kehidupan tradisional masyarakat kita.

1428894277795658861

Semua foto dokumen pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline