Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Gua-gua Bekas Penggalian Batu Kapur di Desa Sumberkerto, Kabupaten Malang

Diperbarui: 15 Februari 2016   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1406878822578339088

 

14068793261986772601

 

1406879383628366183

 

1406881901761854714

 

 

 

Wilayah selatan Kabupaten Malang, mulai dari Dampit, Pagak, Sumbermanjing Wetan, hingga Purworejo merupakan daerah pegunungan kapur yang cukup tandus. Salah satunya adalah Desa Sumberkerto di Kecamatan Pagak. Namun perkembangan jaman dan pengetahuan masyarakat yang terus berkembang, daerah yang dulu dikenal tandus dan kering, sejak 30 tahun terakhir telah berubah menjadi daerah yang cukup hijau dengan tanaman tebu, sengon laut, dan jati. Keadaan ini tentu saja telah merubah kondisi perekonomian masyarakat yang terus meningkat kesejahteraannya.

 

Hingga akhir tahun 90an, masyarakat yang hidup di sekitar perbukitan kapur masih mengandalkan penambangan batu kapur sebagai bahan bangunan untuk menopang perekonomian mereka. Seiring dengan pembinaan kelompok tani yang dilakukan oleh pemerintah melalui dinas terkait dan aparat desa, masyarakat mulai mengenal pertanian tebu, dan penghijauan perbukitan kapur dengan penanaman sengon laut dan jati yang meningkatkan pendapatan masyarakat.

 

1406881808888853396

 

 

 

14068794861303652954

 

1406879532459272891

 

Semakin berkurangnya kebutuhan kapur sebagai salah satu bahan bangunan, penggalian kapur kini mulai ditinggalkan dan masyarakat lebih senang bertani ( tebu ) dan berdagang.

 

Perbukitan kapur yang telah ditinggalkan, kini mejadi sebuah pemandangan dengan gua-gua yang cukup indah dan menantang untuk ditelusuri. Jumlah gua-guanya ada belasan dengan ketinggian antar 2 hingga 25 m serta kedalaman antara 10 hingga 50 m. Keberadaanya pun lebih banyak ada di belakang rumah pemilik lahan atau ladang serta sedikit di atas bukit. Memang perlu kewaspadaan dalam memasuki dan menelusuri gua-gua. Jatuhnya kerikil dan batu bahkan runtuhnya dinding gua setiap saat bisa saja terjadi. Sebab gua-gua ini bukan gua yang terbentuk secara alami, tetapi akibat penggalian manusia. Beberapa dinding dan atap gua ada yang retak-retak selebar antara 2 – 40 cm dengan ketinggian antara 1 – 25 m.

 

Beberapa gua kini sudah mulai tertutup tanaman sehingga harus waspada untuk memasukinya. Bahaya terperosok atau dipagut ular beludak yang ada di antara bebatuan dan dahan serta dedaunan kering cukup mengancam.

 

1406879997100565522

 

1406879589406406877

 

1406879635755359753

 

1406879672219076101

 

14068799051604996359


Catatan perjalanan perayaan lebaran ( masyarakat aboge ) di rumah kakak ipar. Sholat Ied diadakan sesuai dengan masyarakat umumnya namun anjangsana baru dilaksanakan pada Rabu kemarin lusa.

[caption id="attachment_317451" align="aligncenter" width="450" caption="Salah satu ruas jalan menuju ke lokasi."]

14068826402015308411

[/caption]

14068801891906240713

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline