Ada pepatah Jawa yang berbunyi ‘ora obah ora mamah’ artinya tak berkerja tak akan makan. Hidup memang perjuangan, maka apa pun harus dilakukan dengan benar untuk mendapat kesejahteraan sesuai dengan yang diharapkan. Tak ada istilah sulit, kasar, rendah, atau memalukan untuk sebuah pekerjaan. Asal halal dan berguna bagi orang lain tentu akan membawa berkah dan mendapat ridhoNya.
Inilah yang dilakukan oleh dua orang pemuda perantauan yang datang ke Malang untuk mengadu nasib demi kesejahteraan hidupnya. Pendidikan dan pengalaman hidup dari daerah asalnya ternyata tak cukup untuk mendapat sebuah pekerjaan yang diharapkan. Perut harus diisi dan saku tak boleh kosong.
[caption id="attachment_341698" align="aligncenter" width="400" caption="Spion rusak dilepas."]
[/caption]
[caption id="attachment_341699" align="aligncenter" width="400" caption="Pemuda satu memanasi spion agar mudah melepas dan pemuda lainnya mengemal dan motong kaca spion baru. "]
[/caption]
Tak ada pilihan mereka pun menjadi tukang loak untuk onderdil bekas sepeda motor. Ternyata ini pun penuh saingan, namun mereka jeli membaca keadaan. Kebutuhan akan kaca spion bekas ternyata cukup menjanjikan karena banyak sepeda motor yang spionnya rusak karena kecelakaan.
Pada awalnya mereka hanya mengganti spion rusak dengan kaca biasa. Namun karena spion biasa tak layak dipakai selain sebagai pelengkap yang tak menjamin keselamatan dan tak menarik konsumen, mereka pun mengganti kaca spion pecah dengan bekas kaca spion mobil yang sudah tak dipakai lagi.
[caption id="attachment_341700" align="aligncenter" width="400" caption="Setelah kaca spion baru sesuai dengan ukuran lalu dibersihkan."]
[/caption]
[caption id="attachment_341701" align="aligncenter" width="400" caption="Dipasang kembali."]
[/caption]
Berbekal sedikit uang mereka membuka sebuah lapak di kaki lima depan Pasar Comboran Malang. Sehari rata-rata bisa mengganti antara 7 hingga 12 spion dengan harga ‘hanya’ sepuluh ribu perspion sepeda motor dan dua puluhatau tiga puluh ribu untuk spion mobil.
Bila dibandingkan dengan membeli spion baru sepeda motor yang mencapai 125ribu perpasang dan 250 – 500 ribu untuk spion mobil perpasang tentu harga mereka sangat murah.
Memang ada yang meragukan apakah kaca yang dipakai merupakan kaca cekung seperti layaknya kaca spion asli.Ternyata pengalaman penulis mengganti kaca spion sepeda motor setelah terjatuh di padang pasir Kaldera Bromo terbukti kaca yang dipakai adalah kaca spion asli. Penulis sendiri mendapat rekomendasi dan info dari seorang teknisi sebuah dealer dan perawatan sepeda motor resmi.
[caption id="attachment_341702" align="aligncenter" width="400" caption="Kembali seperti semula hanya dengan ongkos sepuluh ribu rupiah."]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H