Lihat ke Halaman Asli

Ardy Milik

akrabi ruang dan waktu

Rumah Memanggil Pulang, SMASSTRA Oepoi

Diperbarui: 31 Januari 2019   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papan Nama SMASTRA Oepoi. Sumber Foto: Mantho Bulumanu

 

"Apa motivasimu masuk Seminari?" tanya Pembina Seminari.

"Saya mau main bola' mau pimpin misa, mau naik mobil" demikian beberapa jawaban calon siswa Seminari.

Seminari Menengah adalah salah satu tahapan pendidikan untuk menjadi Pastor (Imam Katolik). Seminari menengah merupakan sekolah yang setingkat dengan Sekolah Menengah Atas regular, masa pendidikannya mencapai 4 tahun.

SMA Seminari Menengah Santu Rafael Oepoi-Kupang adalah salah satu Seminari di Regio Nusa Tenggara, singkatannya SMASSTRA Oepoi terletak di Jln. Thamrin No. 15, Oepoi-Kel. Kayu Putih, Kec. Oebobo Kota Kupang-NTT. 

Berdiri sejak 15 Agustus 1984, berdiri pada masa Kepemimpinan Alm. Mgr, Gregorius Monteiro, SVD-diresmikan oleh Alm. Ben Mboy; Gubernur NTT masa itu. Angkatan pertama berjumlah 11 orang. Dari 11 orang seminarist, satu orang yang menjadi imam.

SMASSTRA Oepoi memiliki semboyan; "Mensana in Corpore Sano ad Plantandum Semina Verbi Dei," yang artinya "Di dalam Tubuh yang Sehat terdapat Tubuh yang Kuat untuk Menanam Benih Sabda Allah." Seminari menganut 5 prinsip dalam menanam (Semen) benih Sabda Allah, yakni: Kekudusan (Santitas) Ilmu Pengetahuan (Scientia), Kesehatan (Sanitas), Kebijaksanaan (Sapientia), Solidaritas (Solidare). Seminarist diarahkan dan dibentuk untuk menghidupi dan menjiwai ke Lima prinsip tersebut.

Seminari adalah tempat menganyam cipta menjemput cita dalam cinta menjadi manusia yang manusia. Tujuan pendidikannya adalah mendidik para seminarist yang datang dari beragam latar belakang adat istiadat, status sosial dan orientasi menjadi seorang Pastor yang berkerohanian, berkarakter dan berintelek. 

Memang dalam perjalanan pembentukan ada yang memilih untuk melanjutkan pendidikan di tempat lain dengan alasan tidak mampu menjadi diri sendiri atau tidak lagi mempunyai niat menjadi Imam. Ada pula yang dikeluarkan dari Seminari karena tidak mencapai tuntutan dalam pendidikan seperti; nilai yang tidak cukup dan kelakuan yang dinilai tidak mencerminkan kepribadian seorang seminarist.

Ciri khas kehidupan seminari adalah hidup di atas aturan diciplina mater studiorum est --aturan adalah ibu bagi para pelajar, maka untuk menggapai cita hargailah aturan yang sudah tetera dari bangun pagi sampai tidur malam sepanjang tujuh hari. 

Aturannya mengatur tentang: waktu bangun dan tidur pagi siang dan malam, belajar, olahraga, rekreasi, kerja, doa, pengembangan ketrampilan-bermusik, menulis dan berbahasa asing-menerima tamu, waktu mengunjungi keluarga di sekitar Kota Kupang sebulan sekali sampai aturan yang tidak dapat dikrompomi-hukumannya dikeluarkan dari Seminari bila kedapatan-yakni: mencontek, bolos, berkelahi dan tidak mengikuti perayaan Ekaristi hari Minggu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline