Lihat ke Halaman Asli

Ardy Firmansyah

TERVERIFIKASI

Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Sebelum 2024: Politik dan Agama Terpecah Belah?

Diperbarui: 1 Mei 2022   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Bagaimana cara agar kita tidak terpecah belah dalam politik dan agama.  Sebuah renungan sebelum 2024.

1. Nonaktifkan akun Facebook / tidak bermain Facebook. Kenapa? U know lah.

2. Bermain Twitter tanpa ikut berita politik. Sadarilah rakyat biasa hanya komentator bukan jurnalis dan praktisi politik. Jurnalis dan praktisi politik pasti ada yang mewakili keresahan rakyat dan mereka aktif lihat berita politik di manapun dan kapanpun. Biarkan mereka bertugas, masyarakat mending nikmati acara sastra, seni dan comedy aja kalau di dunia digital. Rakyat biasa memang tidak ada signifikansinya kecuali saat hari H Pemilu dilaksanakan.

3. Filter berita politik dan agama/klik "tidak tertarik" pada berita politik atau agama dengan muatan memecah belah serta mengajak utk membenci suatu kelompok. Muncul konten itu lagi, klik "tidak tertarik". Sampai algoritma medsos bosan dan mampus. Tugas algoritma sebenarnya itu buat sistem sales lebih lancar, bukan memecah belah. Ganggu hidup bermasyarakat saja.

4. Bisukan grup chat yang di mana orang sudah berbicara politik dan agama dengan muatan kebencian. Leave grup jika berani. Menetap di grup jika ingin menjaga harmoni pertemanan, pekerjaan dan keluarga. Karena percuma berani namun tidak dianggap di lingkaran sosial. Kecuali sudah khatam praktik "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodoh Amat".

5. Follow hal-hal yang menghibur dirimu dan menenangkan dirimu. Pokoknya hal positif buat dirimu lah, yang penting bukan positif 3 periode.

6. Kalau nongkrong jangan ngomongin politik. Karena sejatinya tongkrongan adalah tongkrongan bukan Jurusan Ilmu Politik. Mending ngopi dan main Mobile Legend saja.

Itulah renungan perjalanan pulang dini hari saya. Karena saya bukan aktivis saya ingin lebih mengingat saja, bukan menolak lupa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline