Lihat ke Halaman Asli

Ryan Ardiansyah

Tak ada kosa kata yang mampu mengambarkan

Doa di Persimpangan Pos Digital

Diperbarui: 29 Desember 2020   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://id.pinterest.com/pin/120541727514136577/

Katanya dunia sedang absurd tapi nyatanya sedang chaos kekasih


Terimalah sejarah ini dengan segala kerendahan hati agar menjadi kisah
Dekaplah segala puisi ini agar menjadi kasih
Bukankah dengan sastra jalanan kita menemukan cinta
Dan prosa yang panjang adalah pelaksanaan perjuangan
Lalu agama akan menjadi rumah bagi hati kita

Kebingungan besar melanda umat manusia
Dan pertanyaan-pertanyaan memenuhi atmosfer bumi
Melahirkan awan- awan pemberontakan
Serta membesarkan pohon revolusi

Duhai kekasih....
Masih ingatkah kah kau pertemuan kita di jembatan air mata, diantara batas waktu sore dan malam kau berbisik
" Tolong, aku yang takut kegelapan cakrawala".

Wahai wanita ku....
Tak ada perlu ditakutkan oleh kegelapan, tapi yang perlu kita takutkan adalah dimana politik dan birahi merebut waktu bercinta kita

Kekasihku....
Jika kau bersedih diperlukan
Menangislah
Biarkan air matamu jatuh ke tanah yang tandus
Dan angin pun tak akan mampu mengurangi gaya gravitasi antara air mata dan tanah

Kekasih...
Mari sini, disampingku berdoa untuk segala kebaikan agar semesta dan kejancukan menjadi lebih indah

Bahari, 28 Desember 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline