Allah berfirman dalam al-Quran,
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. AL MAA-IDAH:51)
Ayat ini adalah ayat yang selalu didengungkan ketika pemilu. Alih-alih ingin menyampaikan ayat Allah, justru dia menjual ayat Allah untuk pribadinya. Padahal tidak fair jika kita hanya mengambil ayat tanpa memperbandingan dengan ayat yang lain. Dalam ayat yang lain Allah berfirman,
"Mereka itu tidak sama, diantara ahlul kitab itu ada golongan yang konsisten, mereka membaca ayat-ayat Tuhan pada beberapa waktu di malam hari, mereka juga bersujud. Mereka beriman kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh." (QS. al-Imran:113-114)
Dalam ayat ini, Allah memberitahukan bahwa tidak semua Ahli Kitab menjerumuskan ke dalam lubang hitam, melainkan ada diantara mereka menyuruh kebaikan dan melarang kemungkaran. Tapi sayang, ayat kedua ini mereka jarang dengungkan karena jika mereka bunyikan ayat ini, niscaya kampanye mereka dengan menjual ayat Allah akan gagal.
Niat mereka baik, bahwa kita jangan sampai salah memilih pemimpin supaya kita tidak dizalimi, tetapi sangat disayangkan, mereka menganggap bahwa pemimpin zalim ditentukan dengan agamanya. Jika Yahudi dan Kristen atau agama lain menjadi pemimpin pasti mereka akan menzalimi. Prasangka suudzon ini mereka tanamkan dengan aktif ke setiap masyarakat.
Padahal dalam sejarah, seorang pemimpin baik atau jahatnya bukan karena agama, melainkan hawa nafsunya. Awal Islam muncul, sudah banyak tantangan dan cobaan, dimana umat Islam ditindas dan disiksa. Sebelum Allah perintahkan umat Islam hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad menyuruh umat Islam untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena disana rajanya baik. Raja Habasyah namanya, beragama Kristen Orthodoks, dia melindungi umat Islam dari kejaran Quraisy. Apakah ketika Islam meminta perlindungan dengan dia ditindas? tidak justru dia yang melarang orang Quraisy membawa umat Islam ke tangan mereka. Ini juga terjadi ketika Islam berhasil menguasai Yerusalem, Umar bin Khattab melarang umat Islam untuk menghancurkan gereja dan salib, serta darah mereka dilindungi.
Meskipun ada yang baik, pemimpin juga ada yang jahat. Seperti Yazid, meskipun dia Islam, tapi dia tega membunuh cucu Nabi Muhammad, sehingga Husein wafat di Karbala. Ketika Bani Abbasiyah melaksanakan revolusi, Bani Abbasiyah mengadakan genosida terhadap Bani Umayah, sehingga habislah keturunan Bani Umayah. Hanya satu tersisa yaitu Abdurrahman I yang berhasil lari ke Andalusia.
Masih banyak lagi contoh-contoh yang tercatat dalam sejarah bahwa kepemimpinan jahat dan baiknya bukan karena agama melainkan karena ambisi kekuasaan. Jadi janganlah menjual ayat-ayat Allah untuk kekuasaan, agama terlalu suci untuk dikotori.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H