Lihat ke Halaman Asli

Ardi Winangun

TERVERIFIKASI

seorang wiraswasta

Artis Beli Klub, Emang Dia Paham Sepak Bola?

Diperbarui: 9 Februari 2022   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di kalangan artis, saat ini bisa lagi trend membeli klub sepakbola. Sudah ada tiga artis yang saat ini rejekinya sedang gede, tercatat pemilik atau pemegang saham utama pada suatu klub sepakbola. Terlibatnya artis dalam dunia sepakbola perlu kita apresiasi. Hal demikian menunjukan bahwa mereka peduli pada perkembangan olahraga yang paling popular di dunia ini.

 Di tangan mereka, kita harap klub-klub yang sudah dibeli mampu menjadi klub yang handal, tangguh, dan mampu menunjukan kualitasnya. Apalagi dengan suntikan modal yang besar, pastinya segala kebutuhan tim bisa dipenuhi.

 Berbondong-bondongnya para artis membeli klub, mereka melihat bahwa dunia sepakbola merupakan lahan bisnis yang menjanjikan, seperti di Eropa dan negara maju sepakbola lainnya. Menanamkam investasinya pada cabang olahraga ini, bisa menyedot uang yang tidak sedikit dari pendapatan hak siar, iklan, dan bila dalam suasana normal meraup keuntungan dari banyaknya penonton yang datang ke stadion.

 Lahan bisnis yang demikian, tak heran bila sebelumnya banyak pengusaha besar juga membeli klub-klub sepakbola. Semakin besar pengusaha tersebut, klub yang dibeli semakin elit, seperti Klub Chelsea pernah dimiliki oleh pengusaha asal Rusia. Demikian juga saat ini banyak klub di Eropa dimiliki oleh pangeran-pangeran minyak dari Timur Tengah. Perdana Menteri Thailand Thaksin pun disebut juga pernah memiliki klub elit di Inggris.

 Sebagai lahan bisnis, tentu mengelola klub sepakbola, juga memiliki tantangan yang sama dengan mengurusi lahan-lahan bisnis lainnya. Istilahnya tidak mudah mengurus klub bola. Agar tidak rugi dalam berbisnis maka seseorang harus menguasai dan memahami bisnis yang hendak digeluti. Pun demikian bila hendak memiliki atau membeli klub sepakbola, maka seseorang harus benar-benar memahami dunia ini. Akan rugi bila seseorang yang tidak tahu apa-apa tentang sepakbola tiba-tiba terjun dalam bisnis ini.

Banyak sekali tantangan yang dihadapi bila seseorang terjun dalam bisnis bola. Pertama, ia harus mempunyai modal yang sangat besar. Dengan modal yang sangat besar, investor bisa membeli pemain-pemain yang diinginkan. Pemain yang diinginkan pastinya yang terbaik. Nah pemain yang terbaik otomatis akan direbutkan oleh banyak klub. Di sinilah harga mereka menjadi tinggi.

 Ada klub di Inggris, sebut saja Chelsea, yang dulu merupakan klub biasa-biasa saja namun setelah dimiliki pengusaha besar dari Rusia, ia belanja pemain besar-besaran hingga akhirnya membuat Chelsea menjadi klub yang hingga saat ini diperhitungkan di Liga Inggris dan Liga Eropa. Nah keuangan artis yang membeli klub di Indonesia sejauh mana? Bila mereka sudah tidak laris lagi apakah mereka mampu belanja pemain sesuai yang diinginkan? Buktinya ada klub di Indonesia yang hendak mendatangkan mantan pemain Timnas Jerman, Real Madrid, dan Arsenal, yakni Mezut Oziel, namun karena harganya selangit, niatan itu batal.

 Kedua, selain belanja pemain, klub juga butuh pelatih yang bagus. Banyaknya liga dan klub, melahirkan pelatih-pelatih yang popular. Pelatih yang popular tersebut bukan pelatih yang membawa kesebelasannya menang terus tetapi sosok yang mampu membawa kesebelasannya konsisten pada jalur yang positif atau trend positif. Misalnya Arsenge Wenger, pelatih yang hebat namun klub yang dilatih, Arsenal, selama dirinya menukangi klub itu tidak pernah merebut Champions Cup, kasta tertinggi Liga Eropa, namun dirinya konsisten dengan raihan prestasi di Liga Inggris. Hal demikianlah yang tetap membuat dirinya dihormati sebagai pelatih yang banyak prestasi.

Tentu harga pelatih semacam Wenger apalagi Pep Guardiola dan Mourinho, di atas rata-rata atau lebih dari harga pelatih yang lainnya. Mendatangkan pelatih yang hebat tidak jaminan klub akan menjadi kesebelasan yang selalu menang dalam bertanding namun setidak-tidaknya hadirnya pelatih yang hebat akan membawa performance kesebelasan menjadi lain.

Ketiga, pemilik klub juga harus memikirkan base camp atau stadion yang hendak dijadikan kandang. Ada klub yang pindah kandang dengan alasan ia di tempat yang awal tidak mendapat dukungan dari masyarakat (supporter) maupun pemerintah lokal. Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana kandang yang merupakan tempat yang nyaman bagi klub serta bisa didukung oleh masyarakat dan pemerintah lokal.

Pun sangat disayangkan bila klub besar di kandang yang kecil hal demikian tidak akan memaksimalkan keuntungan ekonomi. Sebaliknya bila klub kecil berada di kandang yang besar, ia akan justru menjadi beban biaya operasional klub.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline