Lihat ke Halaman Asli

Ardi Winangun

TERVERIFIKASI

seorang wiraswasta

Purnama di Atas Kota Tua

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sempurna cahaya purnama menimpa kota tua
Kota bisu menyimpan seribu masa lalu
Pangeran Diponegoro, Untung Surapati, dirantai besi oleh para jenderal kumpeni
Dimasukkan dalam penjara seperti kandang babi
Demi ibu pertiwi rantai besi laksana tangan bidadari

Kota tua
Puluhan rumah besar tak berpenghuni
Dinding retak dan roboh menghujam ke tanah
Lantai kayu dimakan rayap
Sungai besar bau sisa nasi dan tumpahan kopi
Legam air pelabuhan sunda kelapa

Kota tua
Inilah potret negeri kami
Tak terurus, kumuh, compang camping di sana sini
Gelandang silih berganti tidur di bawah tembok kusam

Purnama di kota tua
Bayang bayang lenyap ditelan sorot lampu
Impian membangun venesia sirna
Menjadi sebuah kota tak menghargai seni dan budaya

Meski sejuta wisata datang, tak mampu mengubah wajah cantik bangunan langka
Mereka yang datang hanya menambah sesak
Tak menambah nilai penting perjalanan waktu

Purnama di kota tua
Sinarmu menarik waktu ke masa lalu
Batavia yg masih sepi, jauh dari hingar bingar suara mesin tak pernah mati
Deru waktu tak menggoyahkan sebagian darimu
Bertahanlah kota tua, aku mencintaimu


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline