Lihat ke Halaman Asli

Solusi Efektif Bagi Masyarakat Untuk Bencana Banjir

Diperbarui: 15 Juni 2024   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Banjir dan genangan merupakan permasalahan yang terjadi setiap tahun dan memberikan dampak besar terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat. Banjir adalah meluapnya air dalam jumlah berlebihan ke lahan yang biasanya kering akibat hujan deras, pencairan salju, atau masalah lain yang menyebabkan air tidak cepat terserap oleh tanah atau mengalir melalui saluran air yang ada. Banjir bisa terjadi secara tiba-tiba atau bertahap Banjir bukanlah masalah pribadi yang bisa diselesaikan secara akademis. Banjir justru disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh dan menurunnya fungsi fisik paru-paru, sehingga perlu dikaji secara mendalam permasalahannya. Banjir di wilayah seperti Bandung Selatan, Jakarta, Bekasi, dan Tangerang disebabkan oleh pendangkalan badan sungai akibat pengendapan material erosif di bagian hulu. Ketika sungai menjadi dangkal, laju alirannya menurun. Selain pendangkalan sungai, limpasan dari hulu sungai juga semakin meningkat. Meningkatnya limpasan permukaan pada anak-anak sungai di bagian hulu terjadi karena air hujan yang turun tidak terserap oleh tanah, atau terserap lebih sedikit, sehingga curah hujan tersebut menjadi limpasan permukaan. Aliran permukaan yang mengalir di atas permukaan tanah mengikis tanah dan membawanya ke badan sungai. Oleh karena itu, aliran sungai tidak hanya meningkatkan limpasan tetapi juga menambah material hasil erosi. Ketika material hasil erosi mengendap dengan aliran yang meningkat, aliran air tidak lagi terserap oleh sungai, sehingga membanjiri aliran langsung di dalam badan sungai, sehingga mengakibatkan banjir di sekitar sungai dan di sepanjang dataran. 

Limpasan air hujan yang tidak terserap merupakan salah satu pendekatan yang harus dikembangkan agar air hujan yang jatuh ke permukaan tanah dapat terserap. Akibat meningkatnya curah hujan dan limpasan permukaan, maka setiap satuan penggunaan lahan harus mampu menyerap curah hujan yang jatuh pada setiap satuan lahan yang ada agar limpasan permukaan yang kecil yang hanya terjadi di wilayah Bandung Selatan dapat diserap oleh badan sungai. Jakarta,Bekasi,Tangerang dan daerah lainnya merupakan daerah yang datar dan paling rendah. Namun hujan turun di seluruh wilayah, terutama di bagian hulu. Oleh karena itu, untuk mengatasi peningkatan limpasan permukaan dan penggunaan lahan di daerah hulu, perlu dikembangkan model serapan yang dapat menyerap curah hujan sebelum limpasan permukaan mengalir melalui badan sungai. Banjir disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor manusia dan faktor alam. Dari sudut pandang faktor manusia, penggundulan hutan dalam skala besar, konversi daerah aliran sungai menjadi kawasan pemukiman, buruknya pemeliharaan sistem drainase, dan fakta bahwa masyarakat sering membuang sampahnya di tempat lain berkontribusi terhadap terjadinya banjir. Di sisi lain, faktor alam antara lain intensitas curah hujan yang tinggi dan penumpukan sedimen di daerah aliran sungai. Siswoko (2002) dalam Andi Ikmal (2014) mengemukakan ada beberapa fakor penyebab banjir yaitu: 

a.Curah hujan Pada musim penghujan curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di sungai dan bila melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir atau genangan.

b.Erosi dan sedimentasi Erosi di DAS berpengaruh terhadap kapasitas penampungan sungai, karena tanah yang tererosi pada DAS tersebut apabila terbawa air hujan ke sungai akan mengendap dan menyebabkan terjadinya sedimentasi. Sedimentasi akan mengurangi kapasitas sungai dan saat terjadi aliran yang melebihi kapasitas sungai dapat menyebabkan banjir. 

c.Kapasitas sungai Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari erosi dasar sungai dan tebing sungai yang berlebihan karena tidak adanya vegetasi penutup. 

d.Pengaruh air pasang Pengaruh air pasang air laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi, maka tinggi genangan/banjir menjadi lebih tinggi karena terjadi aliran balik. 

e.Pendangkalan sungai Pendangkalan sungai bisa terjadi karena endapan lumpur yang terbawa dari daerah yang lebih tinggi atau karena tumpukan sampah. Hal ini jelas mengurangi kemampuan sungai menampung air, akhirnya air dari badan sungai meluap ke daratan. 

f.Tidak berfungsinya saluran pembuangai air Saluran pembuangan air seperti selokan sering tidak berfungsi. Selain sempit, tersumbat sampah, juga mengalami pendangkalan. Akibatnya ketika hujan turun air pun akan melimpah.

g.Hilangnya lahan terbuka Ketika di atas tanah dibangun bangunan, dan keberadaan bangunan tidak memperhatikan masalah bagaimana penyerapan air. Sehingga ketika hujan turun air tidak dapat diserap karena hilangnya area untuk penyerapan dan mengalir begitu saja terutama ke area pemukiman warga. 

h.Sampah Pembuangan sampah yang dilakukan secara sembarangan di alur sungai dan jaringan drainase dapat meninggikan mukaair dan menghalangi aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir dan genangan.

Di lansir dari Jabarprov.go.id pada Kamis, 2 Mei 2024, Bencana banjir melanda beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat akibat hujan lebat. Data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa sejak Januari-Mei 2024 terjadi 94 banjir di 25 kota dan kabupaten di Jawa Barat. Kabupaten Bandung adalah daerah dengan banjir terbanyak, diikuti oleh Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Majalengka. Banjir ini menyebabkan kerusakan pada infrastruktur publik dan tanaman, serta mempengaruhi rumah dan penduduk. Selain banjir, juga terjadi peristiwa cuaca ekstrem di Jawa Barat, terutama di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Bogor. Cuaca ekstrem ini juga menyebabkan kerusakan dan dampak negatif terhadap rumah, penduduk, sarana pendidikan, bangunan, dan fasilitas umum. Banjir bisa disebabkan oleh faktor alam, seperti hujan lebat, dan juga oleh faktor manusia, seperti pembangunan perkotaan yang tidak terencana dan saluran drainase yang buruk. Faktor iklim, termasuk anomali permukaan laut di Pasifik, juga mempengaruhi cuaca di Jawa Barat. Itu sebabnya pengelolaan air limbah juga penting untuk memastikan pasokan air minum yang aman. Masyarakat dihimbau untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologis seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline