Lihat ke Halaman Asli

Ardiansyah Taher

TERVERIFIKASI

Sociolinguist

Episode Perdana Bincang Sapa, Menelusuri Jejak Sianida

Diperbarui: 2 Maret 2016   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyelusuran tim Berkas Kompas dalam mengungkap bagaimana Sianida dapat dengan mudahnya didapatkan didiskusikan dalam acara bertajuk “Bincang Sapa”, sebuah acara off air Kompas TV yang diselenggarakan pada 20 Februari silam di Bentara Budaya Jakarta.

[caption caption="Bincang Sapa di Bentara Budaya Jakarta (Dokumentasi Pribadi)"][/caption]

A: “Pak, mau beli Sianida”

B: “Mau beli berapa drum?”

A: “Satu drum saja, buat penelitian, tugas kampus”

B: “Boleh, asalkan jangan untuk kopi saja ya”

Begitulah kira-kira percakapan tim Berkas Kompas dengan penjual zat berbahaya ini dalam VT yang ditayangkan. Meskipun pencarian langsung ke toko-toko kimia di Jabodetabek tidak menghasilkan apapun, namun Sianida bisa dengan mudah didapatkan melalui jalur online, tinggal atur waktu kapan transaksi secara langsung bisa dilakukan.

Seperti yang telah kita ketahui bersama, Sianida kini menjadi buah bibir masyarakat Indonesia sejak kasus kematian Mirna yang misterius setelah meminum kopi Vietnam. Jessica yang merupakan kerabat dekatnya kini ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan ini.

Dipandu oleh si cantik Glory Ojong bersama narasumber yang juga merupakan produser Berkas Kompas, Veronica Harry, Mercy Tiyaroh, dan Ahli Toksikologi dari Universitas Indonesia, Dr. Budiawan, Bincang Sapa edisi perdana kali ini membahas tentang zat Sianida ini. Mengapa Sianida bisa dengan mudah didapatkan di Indonesia, bagaimana bahayanya zat ini disamping manfaatnya dalam dunia Industri, semua terangkum hangat dalam talkshow ini.

[caption caption="Ilustrasi Kopi yang mengandung Sianida (megapolitan.kompas.com)"]

[/caption]

Ternyata memang pengawasan terhadap peredaran zat berbahaya ini masih belum ketat Indonesia. Perbincangan ini bukan untuk menjelaskan bagaimana kita dapat mendapatkan zat berbahaya ini, namun sebagai introspeksi bahwa seharusnya pemerintah lebih tegas lagi dalam peredaran zat-zat berbahaya agar tidak disalahgunakan oleh orang. Sianida sama saja seperi Arsenik, seperti pisau bermata dua, di satu sisi bermanfaat untuk industri namun di sisi lain bisa menjadi alat dalam pembunuhan berencana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline