Lihat ke Halaman Asli

Ardiansyah Taher

TERVERIFIKASI

Sociolinguist

Mahalnya Main Sepakbola di Jakarta

Diperbarui: 6 Agustus 2016   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Std. Pertamina Simprug, dengan rumput sintetis, harga sewanya mencapai 3,5 jutaan rupiah (dok. pribadi)

Sepakbola merupakan olahraga yang paling populer sejagat raya. Olahraga ini dimainkan oleh 22 orang yang dibagi kedalam dua tim di lapangan rumput yang luas. Selain bisa dimainkan oleh segala usia, juga murah dan simpel dalam segi perlengkapan yang digunakan. Sepakbola juga bisa dimainkan dimana saja, di lapangan rumput/stadion, pinggir jalan, atau di dalam ruangan (indoor) seperti futsal, yang merupakan olahraga yang populer saat ini di Indonesia.

Dengan bermodalkan bola saja, sepakbola bisa dimainkan. Menggunakan apapun sebagai pembatas gawang juga lumrah saja dilakukan tanpa mengurangi keseruan permainannya. Seiring berjalannya waktu, Futsal hadir menjadi suatu olahraga yang juga diminati banyak orang. Gelanggang Olahraga (GOR) dibangun disana-sini, menyediakan wadah bagi para pencinta futsal untuk bermain dan bertanding. Lahan kosong terkadang juga disulap menjadi lapangan futsal sederhana di sebuah lingkungan tertentu/komplek perumahan. Jika diperhatikan, Indonesia juga merupakan surga bagi para pecinta sepakbola atau futsal jika dilihat dari peminatnya yang terus bertambah. Menjadikan lahan bisnis bagi para pengusaha melihat fenomena ini. Tua, muda, pria, wanita, anak-anak, semua suka sepakbola. Nonton bareng, membeli kaos sepakbola/jersey dan pernak-pernik sepakbola lainnya sudah menjadi keperluan sehari-hari bagi mereka yang suka olahraga ini, sekedar suka ataupun juga rutin memainkannya .

Ironisnya, ditengah pembangunan gedung-gedung bertingkat dan perumahan-perumahan di Jakarta dan sekitarnya membuat lahan untuk sarana olahraga terutama Sepakbola terkikis. Meskipun banyak GOR futsal dibangun dan semakin banyak di sekitar kita, Sepakbola yang memiliki banyak peminatnya semain dikucilkan. Banyak yang suka bermain sepak bola beralih ke futsal karena sudah tidak ada tempat lagi untuk meminkan olahraga yang membutuhkan lahan cukup besar ini.

Tercatat hanya beberapa lapangan/stadion sepakbola di Jakarta yang bisa digunakan untuk umum (diluar lapangan yang diperuntukkan untuk latihan/pertandingan pemain profesional). Memang masih terbilang banyak, namun tahukah anda bahwa untuk bermain di lapangan tersebut tidaklah gratis alias ada biaya sewa yang harus dibayar untuk perawatan lapangan. Harga sewanya pun bervariasi, mulai dari Rp300.000 hingga 4 Juta Rupiah untuk 90 menit pemakaian lapangan. Hal ini membuktikan bahwa sepakbola kini merupakan olahraga yang mahal di Indonesia setelah Golf, Bowling, ataupun olahraga yang terbilang mewah lainnya. Itupun belum termasuk perlangkapan lainnya seperti bola, sepatu, kaos kaki, sarung tangan, air minum, dll. Meskipun pemakainya berpatungan untuk membayar lapangan, jumlah uang yang dikeluarkan perorangannya pun cukup besar dibandingkan olahraga lainnya seperti badminton, basket, dan tenis lapangan.

Agar bisa bermain futsal di sebuah GOR futsal, harga sewa yang cenderung naik setiap tahunnya juga tidak disadari para peminatnya. Dari awal munculnya GOR futsal di sekitaran Jakarta, mulai dari Rp100.000 hingga saat ini mencapai Rp250.000, bahkan ada yang mencapai Rp500.000 untuk biaya sewa per-jamnya. Untuk menyewa sebuah lapangan sepakbola, tentunya lebih mahal tarif sewanya. Kualitas lapangannya pun terkadang tidak sesuai dengan tarif yang harus dibayarkan. Kali ini, perbandingan sewa lapangan sepakbola di Jakarta lah yang akan difokuskan dalam artikel ini.

td. Soemantri Brojonegoro Kuningan, tarif sewanya sekitar 1,8 juta/jam (courtesy of diskon1.com)

Std.Lebak Bulus, harga sewanya sekitar 1,2 juta (courtesy of megapolitan.kompas.com)

Lapangan ABC Senayan (A), harga sewanya sekitar 550ribuan (courtesy of Kompasiana/Choirul Huda)

Stadion PTIK, Harga sewanya sekitar 2 Jutaan

Jika dibandingkan dengan Jakarta, di Depok masih banyak lapangan-lapangan sepakbola yang bisa digunakan untuk umum/milik warga tanpa biaya sewa alias gratis, dengan kualitas lapangan yang cukup baik. Kalaupun kita harus membayar uang sewa untuk menggunakannya, biayanya pun jauh lebih murah dibandingkan di Jakarta. Namun disamping banyaknya lahan disana, lapangan hijau yang sejatinya diperuntukkan untuk olahraga terutama sepakbola, cenderung disalahgunakan dan tidak dirawat. Pasar malam dan konser-konser musik sering diselenggarakan di lapangan sepakbola di Depok mengingat harga sewanya yang relatif murah, tidak sebanding dengan dampak yang ditinggalkannya seperti sampah yang berserakan serta rumput yang rusak sehingga tidak layak untuk digunakan sebagai sarana bermain sepakbola.

Bagaimana dengan di daerah lain ya? Wah kalau sewa lapangan sepakbola dan futsal terus naik harganya, apakah masih banyak peminatnya? Atau jangan-jangan mereka semua akan beralih ke olahraga “virtual” alias main video game saja di sebuah rental permainan video game yang jauh lebih murah tarifnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline