Lihat ke Halaman Asli

Cegah Stunting Sejak Dini, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Pomahan Ciptakan Inovasi Makanan Pencegah Stunting Dengan Labu Kuning dan Sosialisasi RTLH

Diperbarui: 12 Desember 2022   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita (bayi dibawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak tumbuh lebih pendek dari pada anak seusianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi masih berada dalam kandungan akan tetapi baru akan terlihat setelah bayi berusia dua tahun. 

Balita tersebut akan terlihat memiliki ukuran yang berbeda dibandingkan dengan anak anak seuianya. Kemudian jangka panjangnya stunting dapat berakibat rendahnya kemampuan belajar, resiko serangan penyakit kronis, keterbelakangan mental serta dampak buruk lainnya. 

Oleh karena itu stunting harus segera dicegah dan diatasi secepat mungkin. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara untuk mencegah stunting yaitu dengan memenuhi kebutuhan gizi sejak dari dalam kandungan, memberi ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, menjaga kebersihan lingkungan, sosialisasi pencegahan stunting pada masyarakat, terus memantau tumbuh kembang anak, memberi bekal ilmu kepada ibu baik sebelum atau sesudah memiliki anak, serta pemberian makanan pendamping ASI dengan kandungan gizi yang tepat.

dokpri

Sosialisasi stunting dilakukan di desa Pomahan dengan berdasarkan informasi dari kepala desa dan perangkat desa pomahan setempat, yang mengatakan bahwa masih terdapat kasus stunting di Desa pomahan. Oleh karena itu mahasiswa UNNES GIAT 3 mengadakan program pencegahan stunting dengan tujuan untuk mengedukasi dan menyadarkan masyarakat tentang stunting di Desa Pomahan. 

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum'at, 09 Desember 2022. Berupa  sosialisasi pencegahan stunting Di balai desa Pomahan bersama ibu-ibu PKK, program tersebut mendapat dukungan penuh dari masyarakat di desa pomahan. MPASI sendiri merupakan makanan pendamping air susu ibu dengan kandungan gizi yang tepat dan diberikan kepada anak yang berusia diatas 6 bulan. Pemberian MPASI dilakukan untuk mencukupi kebutuhan gizi yang tidak dapat dipenuhi dengan sekedar ASI. Program pencegahan stunting dan mpasi terkhusus untuk bayi diatas 6 bulan diberikan mengingat bahaya stunting bagi anak, serta agar masyarakat menjadi tahu upaya untuk mencegah stunting. Kegiatan ini disertai dengan menunjukan tata cara pembuatan puding labu kuning sebagai contoh makanan pendamping ASI pencegah stunting. Sebelum sosialisasi di lakukan, mahasiswa KKN di Desa Pomahan membuat puding labu kuning yang kemudian di bagikan kepada peserta sosialisasi. 

Kandungan gizi dari labu sangat tepat sebagai makanan yang dapat dipilih untuk mencegah stunting. Kandungan gizi dari labu kuning tersebut berupa vitamin A, B, C lalu zat besi, karbohidrat, protein, fosfor, kalsium, dan lemak. Kandungan tersebut sangat baik untuk mencukupi kebutuhan gizi pada balita. Adapun bahan baku puding tersebut berupa daging labu kuning, santan, gula, agar-agar, gula, garam, kental manis, dan air yang dapat diperoleh oleh masyarakt dengan mudah dan harga yang dapat terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Sehingga puding labu kuning ini bisa menjadi pilihan contoh makanan pendamping ASI yang dapat digunakan untuk mencegah stunting. 

dokpri

Selain program sosialisasi stunting, pada hari yang sama juga dilaksanakan program sosialisasi rumah layak huni yang disampaikan oleh salah satu mahasiswa yakni saudara Muhammad Reza A. pemilihan sosialisasi ini dilaksanakan berdasarkan analisis TKD SD dimana masih ditemukanya bayak rumah tidak layak huni dan lingkungan tidak sehat di desa Pomahan. Sosialisasi ini membahas tentang rumah yang layak huni, aspek keselamatan rumah, serta aspek kesehatan lingkungan. Selama kegiatan berlangsung Masyarakat antusias dengan program tersebut, seluruh peserta terlihat sangat memperhatikan apa yang dipaparkan oleh pemateri, acara berlangsung dengan santai namun serius. 

Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat dapat menerapkan informasi yang didapatkan dalam kehidupan sehari hari sehingga kasus stunting dapat dicegah dan diatasi serta dapat mewujudkan keluarga yang sehat dengan rumah yang nyaman dan sehat.

Penulis : Ardi Sirajudin Ra'uf

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline