Lihat ke Halaman Asli

Tim Abdimas FH UNNES Tingkatkan Pemahaman Masyarakat Terkait Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Terhadap Anak

Diperbarui: 25 Juli 2022   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kendal- Kekerasan terhadap anak dapat merupakan peristiwa perlukaan fisik, mental, atau seksual yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak, yang mana itu semua diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak.

Pada tanggal 14 dan 15 Juli Tahun 2022 Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, Ketua Tim Anis Widyawati S.H., M.H. bersama dengan anggota tim Dosen, mahasiswa dan alumni yakni Dian Latifiani S.H., M.H, Pratama Herry Herlambang S.H., M.H., Heru Setyanto, S. Kom., Roy Priyono S.H., Ardi Sirajudin Ra'uf, Muhammad Zaidan Dhiya' Ulhaq dan Ryan Cahya Perdana S.H. menyampaikan materi dan memberikan pendampingan kepada masyarakat terkait upaya preventif kekerasan terhadap anak melalui peningkatan pemahaman dan pendampingan terhadap masyarakat Desa Puguh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal.

Berdasarkan UU 35/2014, kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan dengan cara melawan hukum. Anak-anak tidak hanya menjadi korban kekerasan, tetapi mereka juga bisa menjadi pelaku kekerasan setelah sebelumnya mengalami perlakuan yang sama. Oleh karena itu telah dilakukan upaya preventif kekerasan terhadap anak melalui peningkatan pemahaman dan pendampingan terhadap masyarakat Desa Puguh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal.

Dalam kegiatan tersebut telah dipaparkan terkait upaya pencegahan kekerasan terhadap anak sebagai berikut:

  1. Cegah timbulnya masalah-masalah kekerasan pada anak dengan kegiatan diseminasi (kegiatan memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi).
  2. Cegah berkembangnya permasalahan kekerasan terhadap anak dalam kehidupan masyarakat.
  3. Cegah timbulnya kembali kasus kekerasan pada anak.

Adapun pencegahan dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, dimulai dari anak, keluarga, sekolah dan masyarakat. Serta Penanganan menggunakan intervensi pemulihan sosial (rehabilitasi) yangmana merupakan proses intervensi yang memberikan gambaran yang jelas kepada pembully bahwa tingkah laku bully adalah tingkah laku yang tidak bisa dibiarkan berlaku di sekolah. Pendekatan pemulihan dilakukan dengan mengintegrasikan kembali murid yang menjadi korban bullying dan murid yang telah melakukan tindakan agresif (bullying) bersama dengan komunitas murid lainnya ke dalam komunitas sekolah supaya menjadi murid yang mempunyai daya tahan dan menjadi anggota komunitas sekolah yang patuh dan berpegang teguh pada peraturan dan nilai-nilai yang berlaku.

Dokpri

Dosen Fakultas Hukum UNNES Anis Widyawati sekaligus sebagai ketua tim pengabdian masyarakat mengungkapkan bahwa "Akhir-akhir ini kekerasan terhadap anak makin marak terjadi. Kekerasan tersebut berupa kekerasan fisik, seksual, penganiayaan secara emosional, dan pengabaian terhadap anak dan justru pelakunya adalah orang2 terdekat anak misalnya org tua, kerabat, teman, tetangga bahkan gurunya. Kekerasan tersebut sering menimbulkan dampak fisik dan psikologis terhadap anak. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh orang tua agar kekerasan tidak terjadi adalah membangun komunikasi yang baik dengan anak saat di rumah guna meminimalisir terjadinya kekerasan." 

Beliau juga menegaskan bahwa adanya perbedaan antara mendidik dengan menghukum anak, serta perlakuan kepada anak yang jangan semena-mena, yangmana bisa menegurnya dengan menasehatinya bukan dengan main tangan.

Selain masyarakat desa, dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh mahasiswa KKN UNDIP. Kegiatan berlangsung dengan santai tapi serius, masyarakat antusias bertanya terkait materi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline