Lihat ke Halaman Asli

Strategi Mengatasi Trauma Karena Percintaan

Diperbarui: 3 Juni 2024   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Freepik

Menghadapi masa setelah putus hubungan adalah pengalaman yang penuh dengan emosi kompleks bahkan dapat mempengaruhi perilaku bagi saya, baik perilaku positif maupun negatif. Putus cinta sering kali menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan dan dapat meninggalkan trauma emosional yang mendalam.

Kasus stress hingga trauma yang pernah saya alami ketika saya baru saja mengalami putus cinta pada bulan oktober 2023 lalu. Sejak putus, saya merasa sangat kehilangan dan kesepian karena sebelumnya saya merasa selalu diberi perhatian oleh mantan saya apapun itu situasinya ditambah pada saat itu adalah masa awal beradaptasi dengan lingkungan baru (Jogja dan Kampus). 

Selain itu, saya juga merasa sedih yang berlebihan selalu menangis setiap waktu terutama sebelum tidur di malam hari dan melewati tempat-tempat yang dulu sering kami kunjungi. 

Dari beberapa emosi tersebut mempengaruhi pikiran saya yaitu meyimpulkan bahwa tidak ada seorang pun yang peduli dengan saya selain dia. Saya juga selalu menyalahkan diri sendiri bahwa penyebab putus hubungan tersebut adalah kesalahan saya sepenuhnya. 

Pada masa ini berpengaruh juga terhadap perilaku saya, seperti berubah menjadi sosok yang pendiam, suka merenung, tidak pernah tidur di kos sendiri, keluar hingga larut malam, jarang makan hingga sering jatuh sakit. 

Seiring berjalannya waktu muncul juga perilaku positif seperti lebih rajin belajar dan ibadah, lebih memperluas relasi di kampus, dan mengikuti berbagai kegiatan positif (organisasi, volunteer, dan seminar)

Masa putus hubungan pada waktu itu, cukup membuat saya trauma untuk menjalani sebuah hubungan baru karena saya menganggap bahwa semua hubungan yang saya jalani pasti gagal. Trauma akibat putus cinta dapat dijelaskan melalui beberapa teori psikologis. Salah satunya adalah teori attachment (keterikatan) oleh John Bowlby. 

Menurut teori ini, hubungan romantis sering kali membentuk ikatan emosional yang kuat, mirip dengan ikatan antara anak dan orang tua. Ketika hubungan tersebut berakhir, individu dapat merasa kehilangan yang mendalam dan mengalami gejala mirip dengan grief atau berkabung. 

Sesuai dengan kasus yang saya alami, pada saat itu saya benar-benar merasa kehilangan yang mendalam hinnga muncul perubahan perilaku pada diri saya yaitu sering menghabiskan uang, bermain hingga larut malam bahkan pagi, dan jarang tidur di kos saya sendiri.

Mengatasi trauma cinta memang tidak mudah, namun bisa dilakukan dengan dukungan dan kesabaran extra maka semuanya akan menjadi lebih mudah Terimalah perasaan yang ada di dalam hati dengan jujur, ikhlas dan meluangkan waktu untuk pemulihan setelah kepergian kekasih hati. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline