Lihat ke Halaman Asli

Ardi Indra fata

untuk tugas

Peran Mahasiswa dalam Menghargai Perbedaan Satu dengan yang Lain dalam Menghadapi Tantangan Global

Diperbarui: 27 Januari 2022   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

forbes.com

Pendahuluan

Kita tahu bahwa Indonesia merupakan kawasan multi dalam berbagai hal (bahasa, etnis, agama) oleh karena itu negara kita rentan terhadap berbagai macam konflik dan disintegrasi (Amaliyah, n.d.).Kita sebagai mahasiswa pasti akan menjumpai orang orang yang baru yang kita tidak ketauhi asal,agama,Bahasa, dan budaya mereka. Mahasiswa sebagai generasi yang terpelajar seharusnya mampu menjadi agent of change dan social control terhadap lingkungannya (Suroto, 2016). 

Mahasiswa yang merupakan bagian dari masyarakat berakademik di pendidikan tinggi dan memiliki intektual serta memiliki kemampuan dalam bidang akademisi pemikiranya, oleh karena itu wawasanya  seharusnya dapat menjawab hampir seluruh permasalahan yang ada di setiap bagian negeri ini.  

Manusia  diciptakan oleh sang Khaliq dengan keadaan yang sangat beragam (pluralis), mulai dari berbeda warna kulit, agama, adat istiadat, bangsa, kebudayaan suku dan sebagainya (Amaliyah, n.d.). 

Dengan kondisi yang beragam itu mahasiswa mau tidak mau pasti akan berinteraksi dan bergaul dengan orang yang memiliki bermacam macam perbedaan. Dalam berinteraksi tersebut dapat menimbulkan pandangan, perilaku dan sikap yang berbeda-beda. 

Pandangan, perilaku dan sikap yang berbeda itu bisa membuat kehidupan yang unik dan harmonis atau justru  menimbulkan konflik dan masalah. Misalnya di Makassar Dilansir dari maupa.co "di tahun lalu saja terjadi konflik antar mahasiswa di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, beberapa bulan sebelumnya juga terjadi konflik kekerasan antar mahasiswa di Universitas Negeri Makassar (UNM). 

Dapat dikatakan bahwa hampir setiap kampus-kampus ternama di Kota Makassar punya tradisi konflik antar mahasiswa. Sebut saja Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, UNM, Unismuh, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dll".

ISI

 Membuat seluruh rakyat Indonesia maupun seluruh mahasiswa untuk dapat menghargai perbedaan bukanlah perkara mudah. Gelombang globalisasi selama ini lebih didominasi oleh kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan bersama (Hidayati, 2016). Sifat dan keperibadian diri sendiri menjadi hal utama ketika membicarakan tentang rasa toleransi terhadap perbedaan. Pencapaian ilmu psikologi dan kesadaran diri sendiri diyakini  mampu mengantar manusia pada suatu pencapaian rasa toleransi yang tinggi.

Sebagaimana yang kita tau ,Manusia adalah ciptaan tuhan yang memiliki perasaan dan logika berpikir. Logika berpikir yang hadir secara tersirat cenderung mengartikan makna manusia yang melanggengkan ketidakadilan (Heryadi, 2017). Kini bagaimanakah kita dapat melepaskan diri dari rasa yang tidak menghargai perbedaan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline