Lihat ke Halaman Asli

Menerima Diri Sendiri

Diperbarui: 2 September 2020   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Saya adalah salah satu orang yang sangat suka menonton film. Dari semua film yang saya tonton hampir selalu ada tokoh yang mengalami depresi entah itu karena keluarganya, bully dari teman-temannya hingga lingkungan yang tidak mau menerimanya.. 

Waktu itu saya berfikir bahwa para tokoh ini begitu bodoh. Kenapa harus memikirkan segala pendapat orang lain, kenapa tidak melawan dan banyak fikiran lainnya yang menguatkan opini saya tentang seberapa  bodoh tokoh ini. Tak jarang juga mereka yang depresi, berakhir dengan kematian, entah itu bunuh diri maupun dibunuh.

Dewasa ini aku akhirnya paham bagaimana rasanya depresi, Cukup mengerikan memang. rasanya seperti dunia dan bahkan Tuhan meninggalkan kita. Tidak menemukan alasan apapun untuk bisa kembali menjalani hidup. Hingga sampai dititik bahkan tidak bisa menerima diri sendiri, menganggap segala kekurangan adalah kutukan. Dunia memaksaku untuk menjadi orang lain, membentukku untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang harus disenangi oleh semua orang.

Walau pada akhirnya saya bisa melaluinya hingga bisa dititik sekarang yang boleh bersyukur untuk setiap hal yang ada dalam diri saya yang bisa pencipta sediakan. Ternyata hanya butuh satu hal dari dalam diri untuk bisa lepas dari semua depresi ini yaitu KEBERANIAN. Keberanian untuk bisa menerima diri kita sendiri, keberanian untuk mau bersahabat dengan masalah.

Saya sangat paham bagaimana kita sangat membutuhkan seseorang yang bisa memahami kita tanpa kita menjelaskan apapun, dan peduli dengan kita tanpa memberi tanda apapun. KEBERANIAN membuka diri membuat kita tidak lagi melihat segala sesuatunya selalu dari sisi negatif. Kita bisa belajar bahwa hal yang kita anggap tidak baik pun selalu ada hal baik untuk bisa kita terima.

Saya juga belajar bahwa saya harus berdamai dengan diri sendiri, menerima segala kondisi diri sebagai suatu hal yang luar biasa yang boleh Tuhan siapkan untuk rencana Tuhan yang luar biasa.

tidak perlu berlari hanya untuk sama seperti orang lain. Hatimu tahu kapan harus berlari, berjalan dan istirahat. Mari mencoba :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline