Lihat ke Halaman Asli

Ardiansyah

Pendidik

Mendung Hari ini

Diperbarui: 17 September 2024   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendung berarak di ujung senja,  
seperti rasa yang tak terungkap,  
menggantung di langit penuh harap,  
menghadirkan kenangan dalam hening.

Di bawahnya, daun-daun berbisik,  
menggenggam embun yang tak pernah jatuh,  
seolah menunggu hujan menari,  
di atas tanah yang merindu.

Cahaya samar mengintip malu,  
di balik tirai awan kelabu,  
aku teringat senyummu,  
yang seakan terhapus oleh waktu.

Mendung, kau adalah puisi,  
yang tak pernah selesai ditulis,  
mengalir dalam setiap detak jantung,  
dari rindu yang tak pernah padam.

Di saat hujan tiba,  
biarkanlah semua rasa mengalir,  
seperti air yang membasahi bumi,  
membawa pergi segenap gundah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline