Lihat ke Halaman Asli

Ardiansyah

Pendidik

Mengapa Aku Hidup?

Diperbarui: 14 Februari 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Di persimpangan jalan, di bawah kelamnya jubah malam,

Aku termenung, terpaku dalam bisu yang kelam.

Mempertanyakan arti, di balik nafas yang tersingkap bagai embun pagi,

Mengapa aku hidup? Di dunia yang penuh duka nan kelam bagai malam tanpa rembulan.

Apakah aku hanya debu yang tertiup angin badai,

Berputar tanpa arah, tanpa tujuan yang pasti bagai biduk tanpa nahkoda?

Ataukah aku api yang berkobar di dalam jiwa yang sunyi,

Membawa semangat, menerangi dunia yang fana bagai lilin di tengah badai?

Aku hidup, untuk merasakan hangatnya mentari pagi,

Menyapa bumi dengan kehangatan yang abadi bagai kasih ibu yang tak terganti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline