Raut muka tampak hati ingin berkata-kata
Sejak lama ini terjadi, pedih hati tak nentu kapan kan berakhir
Saudara-saudaraku tampak tertatih-tatih
Melihat rumah, jalan, mayat bertumpuk ruah tak henti-hentinya membanjiri
Hadir sesaat, tiba lagi raga baru, membusuk, penuh luka, penuh sesak, penuh tangis memendam
Aku mengerti saudara ku, aku mengerti
Negerimu sedang tidak baik-baik saja
Kami tak lekang waktu memadamkan bara api hati ini
Bermetamorfosa dalam bentuk lain
Sehingga tampak jelas kesedihan kami disini
Doa dan harapan yang kiranya layak berpangku bersama
Menjerit kepada sang Kuasa untuk hadir membantu
Mencipta welas asih agar kalian hadir duduk bersama kami
Kemerdekaan adalah segenap jiwa kami yang tumpah ruah dihadapkan padamu saudaraku
Terkabul mimpi angan menanti, tak pernah lelah tangan kami tuk membebaskanmu dari belenggu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H