Lihat ke Halaman Asli

Ardiansyah

Pendidik

Mereka yang Dikalahkan

Diperbarui: 1 Desember 2021   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tatkala orang tua selalu menasehati anak-anaknya untuk memilih jalan yang lebih lancar dan mudah. Nasehat ini bukan tanpa alasan, mereka pernah berada pada situasi dimana keadaan menuntut untuk bertindak berani dan mengambil setiap peluang yang ada. Alangkah terkejutnya ketika mereka terjatuh dan tidak bisa bangkit kembali. 

Di saat itulah tersisa dua pilihan baginya, untuk melanjutkan ambisi muda mereka dengan resiko kembali ke lubang yang sama atau berhasil melangkahi lubang tersebut. Naasnya kebanyakan dari mereka memilih untuk kembali ke titik awal demi mencegah kejadian itu terjadi. 

Sadar akan lubang yang pernah di masuki nya, kebanyakan dari mereka memilih untuk tetap berada di tepi saja. Lantas perjalanan mereka dalam meraih ambisi tersebut berhenti. Dari sinilah mereka belajar untuk tidak berjalan terlalu jauh sehingga masih mampu untuk kembali. 

Untuk itulah mereka memahami bahwa roda kehidupan tidak berpihak pada mereka. Tatapan keputusasaan terlihat jelas di raut wajah mereka, sebutkan seribu satu rintangan, senantiasa mereka bisa menceritakan pengalamannya. 

Hingga kini mereka memilih untuk tunduk kepada sang pemenang. Dikala sangat pemenang semakin menang, mereka hanya tunduk meratapi kekalahannya. Maka dari itu diputuskan lah untuk tetap tunduk asalkan kehidupan mereka terjamin. Dan karena itulah setiap malam mereka selalu merenung akan kegagalannya dan berupaya untuk mengulang kembali masa itu. 

Andaikan saja mereka tidak menyerah pada saat itu, mungkin hidupnya menjadi lebih bahagia. Namun semua hanyalah kenangan, mereka hanya bisa menasehati dan menegur para kaum muda untuk tidak terlalu mengambil resiko yang terlalu besar. Masa muda mereka di ingat sebagai kenangan tragis, akan tetapi menjadi pembelajaran penting bagi kaum muda mudi. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline