Jumat malam (24/1) riuh-rendah suara musik dari daerah Jepra Jonggol. Orang berbondong-bondong menuju panggung musik rakyat yang digelar di halaman rumah nan luas dari orang tua pengusaha FX. Hengky Susanto.
Jepra itu ada di sisi kanan Alun-alun Jonggol (arah Cieulengsi). Berada di dataran tinggi dibanding sebagian besar kota jonggol. Wajar kalau alunan musik dari Jepra terdengar begitu membahana. Apalagi speaker yang dipakai memang standar konser untuk ukuran artis lokal.
Tak hanya musik. Dari jauh sudah terdengar gema kembang api yang pijarnya memanjakan mata rakyat Jonggol. Semua itu menandai akhirnya tahun Cina 2570 dengan shio Babi tanah dan menyongsong tahun baru 2571 dengan shio tikus.
Ratusan orang, nota bene karyawan dan masyarakat sekitar, yang hadir di Jepra larut dalam alunan musik rakyat (dangdut). Mereka bergoyang kompak mengikuti irama yang sama.
Hengky Susanto dan keluarga menyambut tamu dengan hangat. Menerima ucapan selamat dengan senyum bahagia. Orang hadir dari lintas agama dan suku. Tak ada sekat. "Imlek bukan perayaan agama tapi tradisi leluhur masyarakat Cina ribuan tahun", ungkap FX. Hengky Susanto dari atas panggung.
"Konsepnya nasionalisme, kita berbaur tanpa pandang bulu (suku, agama, dan ras). Kita Indonesia", lanjut Hengky yang pasca gagal caleg DPRD Kabupaten Bogor mengaku makin gatal tangannya meraih mik guna mengutarakan gagasannya.
Berbagai menu makanan (termasuk yang khas imlek) dihidangkan di Jepra malam itu, bahkan tampak tak habis-habis hingga tengah malam. Panggung musik dibuka hingga Pukul 00.00 WIB. Kembang api akbar menjadi seremoni puncak saat tengah malam menyambut tahun baru dengan shio tikus.