Lihat ke Halaman Asli

Ardi Winata Tobing

TERVERIFIKASI

Menulis untuk mengingat.

Hidup Ini Sialan dan Itu Tak Mengapa: Resensi Buku The Subtle Art of Not Giving A F*ck

Diperbarui: 4 April 2022   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.gramedia.com

Ketertarikan awal saya sama buku ini murni karena judul.

Si penulis, Mark Manson, pakai “F” word untuk memperkenalkan buku yang pada labelnya digolongkan sebagai “self-improvement” ini.

Iya, bisa dibilang ini sejenis buku motivasi.

Saya tak punya ketertarikan khusus pada buku motivasi atau self-help. Satu-satunya buku penyemangat yang tuntas saya baca cuma ‘7 Kebiasaan Efektif Remaja’ karya Sean Covey. Lagian terlalu banyak judul buku motivasi yang sudah dicetak dengan bermacam formula, trik rahasia, inovasi perdana dan label menor lainnya tentang cara mencapai hidup sukses dalam satu minggu atau bagaimana membuat orang lain takluk hanya dengan 30 detik.

Walau optimisme adalah nilai yang (dianjurkan untuk) dipercayai masyarakat pada umumnya, tapi terlalu banyak jenis ajaran untuk melihat hidup dengan cara positif atau tips ini-itu untuk transformasi diri secara instan dan itu bisa memuakkan.

Di sinilah Manson muncul dengan metode yang agak lain. Ia mendekonstruksi nilai optimisme yang selama ini lebih banyak dikonsumsi orang-orang. Memang intisari pemikiran Manson masih menyoal pandangan hidup yang positif, tapi titik acu dan cara yang dia tawarkan bisa dibilang jungkir balik dibanding metode yang dipakai motivator kebanyakan.

Misalnya, coba bayangkan ketika Anda secara emosional sedang ada di titik terendah atau Anda mengalami krisis identitas diri, lalu muncul seseorang yang menawarkan pencerahan namun kalimat awal yang diucapkannya justru, “Jangan pernah berharap. Kau memang tidak istimewa dan kau selalu keliru atas segala hal.”

Kampret kan? Tapi itu semua bukan sekadar permainan kalimat. Manson betulan serius soal anjurannya. Optimisme tentang hidup, tentang diri sendiri, bagi Manson lebih sering mirip kayak racun yang nikmat. Enak ditelan, tapi merusak di dalam.

Kata Manson, buku ini bukan tentang cara meraih sesuatu. Justru dia menulisnya untuk menciptakan kesadaran agar tegar melepas dan segera “menyerah”.

Tindakan Anda sebenarnya tidak berarti banyak dalam keseluruhan perjalanan sejarah dan sebagian besar hidup Anda akan berjalan membosankan dan tidak berharga, dan itu wajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline