Berawal dari salah satu teman saya yang katanya pengen banget ke gunung api purba nglanggeran di Gunung Kidul, saya dan beberapa teman yang lain sepakat untuk camping di gunung tersebut. Setelah berunding untuk menentukan waktunya, akhirnya disepakati pada tanggal 17 maret kemaren. Kami memilih waktu pada hari senin atau tidak pada hari libur karena menghindari banyaknya pengunjung. Ya akhir-akhir ini kawasan wisata Gunung Api Purba Ngalnggeran memang lagi naik daun. Jadi tak heran ketika weekend tiba, tempat wisata ini dibanjiri oleh para wisatawan baik dari Yogyakarta maupun dari luar daerah.
[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Gunung Api Purba Nglanggeran"][/caption]
Okelah singkat cerita, pukul 5 sore kami sudah berkumpul di kampus kami. Awalnya sih yang mau ikut cukup banyak, namun satu persatu dari mereka membatalkan diri sehingga hanya tersisa 6 orang saja. Dengan mengendarai sepeda motor kami melaju melewati jalan solo dan sampai di jembatan janti belok kanan. Sesampainya di perempatan yang kedua ambil kearah kiri (jl. wonosari). Selanjutnya tinggal menyusuri jalan wonosari hingga sampai di pertigaan diatas bukit bintang (yang ada pos polisinya) belok kekiri. Menyusuri jalan yang tak terlalu besar tersebut sampailah di Gunung Api Purba Nglanggeran.
Tiket masuk gunung api purba Nglanggeran adalah 7 ribu untuk malam hari dan 5 ribu untuk siang hari ditambah biaya parkir 2 ribu. Jadi total pembayaran kami berenam adalah 50 ribu (sudah termasuk biaya parkir 4 motor). Karena perut mulai keroncongan kami tidak langsung melakukan pendakian, melainkan mampir ke warung makan terlebih dahulu. Tidak ada menu yang spesial disini, hanya ada nasi goreng dan nasi telur saja. Ya apa boleh buat itung-itung buat mengganjal perut yang dari pagi belum diisi. Oke setelah semua siap sekitar pukul 19.30 kami memulai pendakian. eittss tapi jangan dikira ya, pendakian disini sama seperti pendakian di Gunung-gunung lainya yang membutuhkan waktu berjam-jam. Untuk melakukan pendakian di Gunung Nglanggeran hanya dibutuhkan waktu setengah jam saja untuk sampai puncak.
Di Gunung Api purba nglanggeran ini terdapat 2 tempat yang dijadikan sebagai camping ground. Yang pertama letaknya dibawah dan sudah dilengkapi dengan fasilitas toilet dan listrik. Namun untuk menggunakanya harus membayar biaya tambahan dan booking terlebih dahulu. Kami memilih camping ground yang kedua yaitu persis dibawah puncak. Tempatnya lumayan luas, dan dikelilingi batu-batu besar sehingga aman dari sapuan angin. Setelah mendirikan tenda, kamipun mulai untuk memasak air untuk menghangatkan badan. Ditemani kopi hangat dan beberapa makanan ringan kamipun asik ngobrol dan bersendau gurau hingga larut malam. Sampai pukul 1 dini hari satu persatu dari kami mulai memejamkan mata.
Rabu pukul 5 pagi, beberapa dari kami sudah terbangun. Tak mau ketinggalan moment sunrise kami langsung bergegas menuju puncak. Ternyata dipuncak sudah ada rombongan yang terlebih dahulu sampai. Detik demi detik kami lewati dengan jepretan kamera hingga saat dinantipun kemudian datang. Sebuah pemandangan bak bola emas pun mulai terlihat dari ufuk timur. Sang mentaripun tak lagi malu untuk menapakan batang hidungnya dari bukit hijau. Sebuah moment yang sangat disayangkan jika tanpa jepretan kamera. Setelah puas berfoto-foto kamipun kembali ke tenda untuk memasak. Hanya ada beberapa mie instan dan sebotol beras, tapi cukuplah untuk mengisi keenam perut kami. Semakin siang radiasi dari mataharipun mulai terasa panas di kulit. Dan kamipun memituskan untuk turun dan pulang.
Dokumentasi
[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="camping ground gunung nglanggeran"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H