Ketika mendengar pernyataan "Siapapun presidennya, Sri Mulyani tetap menterinya," banyak yang mungkin menganggapnya sebagai lelucon politik. Namun, di balik candaan tersebut, ada kebenaran yang mendalam.
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Indonesia, telah menjadi salah satu figur paling berpengaruh dalam pemerintahan Indonesia. Terlepas dari siapa yang memimpin negara, kepiawaian Sri Mulyani dalam mengelola ekonomi nasional membuatnya tetap menjadi sosok kunci dalam kabinet.
Kehadiran Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan sudah berlangsung selama dua periode pemerintahan Presiden Joko Widodo, serta sebelumnya di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Reputasi internasionalnya sebagai salah satu ekonom terkemuka, termasuk pengalamannya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, memberikan kepercayaan publik dan dunia internasional bahwa ia adalah figur yang mumpuni dalam menangani keuangan negara. Di tengah ketidakstabilan ekonomi global dan tantangan domestik, Sri Mulyani tetap mampu menjaga kestabilan ekonomi Indonesia. Jadi, apa sebenarnya yang membuatnya tetap bertahan dan terus dipercaya?
Keahlian Ekonomi yang Diakui Dunia
Sri Mulyani bukan sekadar seorang menteri yang bekerja berdasarkan instruksi presiden. Ia adalah pakar ekonomi yang diakui dunia, yang kontribusinya sangat berpengaruh dalam merumuskan kebijakan-kebijakan penting.
Pengalaman internasionalnya, terutama saat menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia dari 2010 hingga 2016, memberinya perspektif yang lebih luas tentang bagaimana kebijakan ekonomi global bekerja.
Menurut laporan dari Global Development Institute pada tahun 2023, keberhasilan Sri Mulyani dalam mengelola perekonomian Indonesia telah membuat Indonesia mampu bertahan di tengah gejolak ekonomi global yang dipicu oleh pandemi, perang dagang, hingga perubahan iklim.
Keputusan-keputusan kebijakannya dalam mengelola anggaran negara tidak hanya didasarkan pada data nasional tetapi juga mengikuti perkembangan global. Pengalaman ini memberinya kemampuan untuk merumuskan strategi fiskal yang tangguh, terutama ketika dihadapkan dengan situasi tak terduga seperti pandemi COVID-19.
Dalam laporan OECD Economic Survey of Indonesia 2022, disebutkan bahwa kebijakan fiskal yang diambil Indonesia selama pandemi, terutama terkait stimulus ekonomi dan pengelolaan utang negara, adalah salah satu yang paling efektif di kawasan Asia Tenggara.