Sebagaimana kita ketahui, membaca merupakan salah satu kegiatan untuk melatih daya kreativitas dalam hal memperoleh pesan yang disampaikan pengarang melalui referensi kata-kata dan kalimat. Lebih lanjut, membaca adalah proses kognitif yang melibatkan pengenalan, pemahaman, dan interpretasi terhadap simbol-simbol tertulis. Aktivitas ini tidak hanya sekadar mengenali kata-kata, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk menangkap makna dan informasi yang terkandung dalam teks.
Membaca memainkan peran penting dalam pembelajaran dan pengembangan pengetahuan, karena melalui membaca seseorang dapat memperoleh wawasan baru, memperluas kosakata, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Selain itu, membaca juga berfungsi sebagai jendela untuk memahami budaya, pandangan hidup, dan pengalaman orang lain yang tertuang dalam tulisan.
Dalam kehidupan sehari-hari, rasa-rasanya tak ada suatu aktivitas pun yang kita lakukan tanpa melibatkan aktivitas membaca. Mulai dari berjalan di pinggir trotoar, berkendara dengan kendaraan motor atau mobil, bekerja di kantoran, bersantai sambil membaca koran, menikmati makanan sembari menonton tayangan berita atau talkshow, hingga tiduran sambil menonton tayangan Tiktok rasanya semua pasti melibatkan aktivitas membaca.
Membaca memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari karena merupakan jendela untuk memperoleh pengetahuan dan informasi yang luas. Dengan membaca, seseorang dapat memahami berbagai aspek kehidupan, mulai dari hal-hal praktis seperti instruksi penggunaan, berita terkini, hingga karya sastra yang memperkaya jiwa.
Selain itu, membaca juga membantu mengasah kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang lebih baik. Dalam konteks sosial, membaca memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam percakapan yang bermakna dan mengikuti perkembangan di sekitar mereka. Oleh karena itu, membaca bukan hanya sekadar aktivitas individual, tetapi juga merupakan fondasi penting dalam menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna.
Problematika Membaca bagi Anak-Anak di Era Sekarang
Problematika membaca bagi anak-anak di era sekarang semakin kompleks seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup. Di satu sisi, akses terhadap informasi dan bahan bacaan menjadi lebih mudah berkat keberadaan perangkat digital dan internet. Namun, di sisi lain, kemudahan ini juga menimbulkan tantangan tersendiri. Anak-anak cenderung lebih tertarik pada hiburan digital seperti video game, media sosial, dan konten visual lainnya, yang sering kali mengalihkan perhatian mereka dari aktivitas membaca.
Selain itu, banyaknya pilihan konten yang tidak selalu edukatif membuat anak-anak lebih rentan terhadap penurunan minat baca. Kurangnya pendampingan dan pembiasaan membaca di rumah juga menjadi faktor yang memperburuk situasi ini. Akibatnya, keterampilan literasi anak-anak bisa terhambat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam memahami dan menganalisis informasi di kemudian hari. Untuk itu, diperlukan upaya bersama dari orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong kebiasaan membaca pada anak-anak sejak dini.
Lantas, apa yang menyebabkan mayoritas anak-anak Indonesia malas untuk membaca buku?
Mayoritas anak-anak di Indonesia cenderung malas membaca buku karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan: