"Generasi muda memang tak menjanjikan masa lalu yang istimewa, tetapi generasi muda mungkin akan menjanjikan masa depan yang cerah"
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), menyatakan bahwa saat ini tercatat ada 48 juta jiwa atau setara 53% pekerja berasal dari generasi milenial, dan 25 juta di antaranya sudah berstatus sebagai karyawan tetap. Karena dominasi dalam dunia kerja dan didukung dengan usia yang masih sangat produktif, generasi ini akan mampu mengambil alih hampir setiap sektor dan menggantikan generasi pendahulunya. Perputaran ini pada akhirnya terjadi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Generasi milieal lahir di tengah kemajuan teknologi yang pesat dan dibebankan harapan tinggi untuk mendapatkan kehidupan dan karir yang lebih baik. Hal ini menyebabkan munculnya stereotip umum bagi generasi kelahiran 1982-1994, muncullah anggapan bahwa generasi milenial adalah generasi yang tidak sabaran, sulit bekerja dalam jangka waktu yang lama di perusahaan, egois, dan berpandangan sempit. Anggapan tersebut memang tak salah sebenarnya, karena jika kita mengkaji lebih jauh tentang kesiapan generasi muda saat ini untuk menghadapi tantangan masa depan.
Di Indonesia sendiri, kebutuhan akan sumber daya manusia memang sangat masif. Bahkan sebaliknya, sumber daya manusia juga membutuhkan lapangan pekerjaan yang luas.
Dibukanya beberapa sektor pekerjaan di Indonesia adalah misi dari pemerintah untuk dapat mengembangkan dan membangun peradaban Indonesia ke arah yang lebih maju.
Mulai dari proyek IKN yang baru diresmikan di Kalimantan, dibukanya investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia, hingga banyaknya program-program pelatihan kerja yang disediakan pemerintah melalui lembaga-lembaga tertentu.
Dengan dibutuhkannya sumber daya manusia tersebut, maka kualitas sumber daya manusia juga semakin hari akan semakin dipertanyakan. Baik untuk yang sudah berpengalaman atau para freshgraduate yang sedang mencari pekerjaan. Ada banyak cara yang bisa diterapkan untuk tujuan peningkatakan kompetensi dan keterampilan dasar sebelum terjun ke dunia kerja. Berikut adalah beberapa kompetensi dasar yang sering dianggap penting:
Keterampilan Komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, baik secara lisan maupun tertulis, sangat penting dalam hampir semua pekerjaan. Keterampilan komunikasi sendiri merujuk pada kemampuan seseorang untuk menyampaikan ide, gagasan, perasaan, atau informasi dengan jelas, tepat, dan efektif kepada orang lain. Keterampilan komunikasi melibatkan penggunaan bahasa verbal dan non-verbal, serta kemampuan mendengarkan dengan baik
Keterampilan Pemecahan Masalah: Kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dengan efisien dan kreatif. Kemampuan memecahkan masalah merupakan keterampilan kognitif yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, di tempat kerja, dan dalam berbagai konteks sosial. Ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi terkait, mengembangkan strategi atau rencana, mengimplementasikan solusi, dan mengevaluasi hasilnya.
Keterampilan Berpikir Kritis: Kemampuan untuk mengevaluasi informasi dengan kritis, membuat keputusan berdasarkan bukti, dan memahami implikasi dari keputusan tersebut. Keterampilan berpikir kritis merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengevaluasi, menganalisis, menginterpretasi, dan merumuskan argumen atau ide dengan cermat dan rasional. Ini melibatkan penggunaan pemikiran logis, reflektif, dan analitis untuk membuat keputusan yang baik atau mencapai pemahaman yang mendalam tentang suatu situasi atau masalah