Lihat ke Halaman Asli

Penguatan Sistem Kesehatan guna Menghadapi Bahaya MPOX

Diperbarui: 2 Oktober 2024   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

ARDIAS LINTANG ANGGRAENI / 191241066 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mpox atau yang saat ini dikenal dengan monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit zoonosis. Zoonis artinya penyakit tersebut ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, tidak dipungkiri bahwa penyakit ini bisa ditularkan dari manusia ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox. Penyakit ini, umumnya terjadi karena adanya kontak langsung dengan primata-primata seperti monyet, dan hewan-hewan pengerat seperti tupai,tikus, dan hamster. Penyebaran dari hewan ke manusia terjadi ketika terkena gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi kontak dengan cairan tubuh seperti air kencing dan darah. selain kontak dari hewan ke manusia, mpox bisa menular dari manusia ke manusia.

 Cara penularannya yaitu dengan adanya kontak langsung dengan bintil, ruam, dan koreng pada orang yang memang sebelumnya sudah terinfeksi virus. Apalagi kontak langsung tersebut berlangsung lebih dari 4 jam atau bahkan melakukan hubungan seksual. Menggunakan pakaian atau bahkan menyentuh barang atau permukaan yang terkontaminasi penderita mpox menyebabkan peluang terjadinya penularan virus. Lebih membahayakan lagi apabila terjadi pada ibu hamil, karena ibu hamil yang terpapar virus mpox dapat menularkan penyakit tersebut pada janinnya. Namun, pada kasus lain ibu hamil biasanya menularkan penyakit ke bayinya pada saat persalinan karena akan terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi. 

Mpox ditandai dengan adanya berbagai gejala yang bisa muncul mulai 1 hari sampai 21 hari setelah terpapar virus mpox. Beberapa yang muncul seperti pembengkakan kelenjar getah bening yang biasanya ada di rahang bawah, leher, atau selangkangan. Selain itu, mpox juga disertai gejala mirip cacar air, seperti munculnya bintil dan ruam merah di dada, wajah, mulut, serta hidung yang berisi cairan atau nanah, selain itu penderita juga mengalami sakit kepala hebat, pegal- pegal atau nyeri otot, sakit 2 tenggorokan, encok atau nyeri punggung, serta merasa lemas dan tidak bertenaga. Berbagai gejala tersebut biasanya akan bertahan selama 2 sampai 4 minggu tergantung kekebalan tubuh masing-masing orang yang terpapar. Selain itu ada beberapa gejala mpox yang terjadi pada hewan peliharaan. Diantaranya adalah demam, hewan kehilangan nafsu makan, lesu, mata berbelek, dan muncul ruam atau bintik merah di kulit. Seseorang yang terpapar mpox bisa menularkan penyakitnya mulai dari munculnya gejala sampai ruam atau korengnya sembuh. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mencegah penyakit cacar monyet. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari kontak dengan hewan yang terpapar dan terinfeksi virus. Lalu, hindari kontak dengan perlengkapan dan benda apapun milik orang yang sudah terpapar mpox. Selanjutnya, masak makanan hingga matang terutama apabila memasak daging atau jeroan hewan. Selalu membiasakan cuci tangan dengan air mengalir. Selalu gunakan alat pelindung apabila sedang merawat orang yang terkena cacar monyet. Menerapkan perilaku seks dan tidak bergonta-ganti pasangan, serta tunda untuk berhubungan badan dengan penderita cacar monyet. Selanjutnya, selalu bersihkan rumah yang permukaannya sering disentuh banyak orang secara rutin. Namun, apabila telah terpapar mpox, maka sebaiknya kita melakukan isolasi mandiri baik di rumah sakit atau di kamar sendiri. Jangan pernah berbagi kamar dengan anggota keluarga lain, dan selalu menggunakan masker dan menutup ruam dengan perban. Selalu mencuci tangan dengan sabun serta meminum obat pereda nyeri atau gatal, atau obat yang telah diresepkan oleh dokter. Makan makanan yang mengandung banyak protein dan selalu beristirahat dengan cukup selama isolasi,

KATA KUNCI : Cacar, Mpox, Hewan , Ruam

DAFTAR PUSTAKA

Rondonuwu, Maxi Rein,. dkk. (2023). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian MPOX. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes. (2024). Frequently Asked Questions Mpox. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/frequently-asked-questions-faq-mpox [online]. (diakses pada 25 September 2024).

WHO. (2024). WHO Director- General declares mpox outbreak a public health emergency of international concern.https://www.who.int/news/item/14-08-2024-who-director-general-declares-mpox-outbreak-a-public-health-emergency-of-international-concern [online]. (diakses pada 25 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline